Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serkiat Donald Trump telah mengamankan kesepakatan senilai US$200 miliar selama kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UEA), termasuk perjanjian yang melibatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang akan meningkatkan ambisi teknologi negara Teluk tersebut.
"Kesepakatan ini akan memperluas investasi secara signifikan di Amerika Serikat dan akses pasar AS di Uni Emirat Arab," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/5/2025).
Pengumuman tersebut disampaikan selama kunjungan ketiga dan terakhir presiden AS ke Timur Tengah, di mana dia menyoroti investasi awal minggu ini sebesar US$600 miliar dari Arab Saudi dan lebih dari US$243 miliar dengan Qatar. Trump menjadikan perolehan kesepakatan bisnis sebagai inti dari perjalanan luar negeri pertamanya yang direncanakan sejak kembali menjabat.
Kesepakatan dan inisiatif dengan UEA meliputi beberapa hal. Pertama, komitmen senilai US$14,5 miliar dari Etihad Airways untuk berinvestasi pada 28 pesawat Boeing Co. 787 dan 777X yang ditenagai oleh mesin GE Aerospace.
Kedua, ExxonMobil Corp., Occidental Petroleum Corp., dan EOG Resources Inc. berencana untuk bermitra dengan Abu Dhabi National Oil Company untuk memperluas produksi minyak dan gas alam senilai US$60 miliar.
Ketiga, proyek peleburan aluminium primer senilai US$4 miliar yang akan dikembangkan Emirates Global Aluminum di Oklahoma. Selain itu, RTX Corp. bermitra dengan Emirates Global Aluminum dan Dewan Tawazun UEA dalam proyek galium untuk menopang pasokan mineral penting AS.
Baca Juga
Adapun, AI telah menjadi pusat dari banyak perjanjian yang dinegosiasikan Trump di kawasan tersebut. Negara-negara Teluk sangat ingin mengamankan akses yang lebih besar ke chip canggih dalam upaya untuk menjadi pusat teknologi yang sedang berkembang dan mendiversifikasi ekonomi mereka.
Kesepakatan AS dengan UEA terkait hal ini salah satunya meliputi rencana bagi Qualcomm Inc. untuk membantu mengembangkan "pusat teknik global" baru di Abu Dhabi yang difokuskan pada artificial intelligence (AI) dan pusat data (data center).
Kampus AI baru di UEA yang akan dibangun oleh G42, permata mahkota ambisi teknologi negara tersebut, dan dioperasikan dalam kemitraan dengan beberapa perusahaan AS. Departemen Perdagangan AS mengatakan kampus tersebut akan mencakup kapasitas 5 gigawatt untuk pusat data AI, menyediakan platform regional untuk penyedia layanan cloud atau komputasi skala besar.
Kemudian, Amazon Web Services Inc.—sebelumnya perusahaan telekomunikasi Etisalat—dan Dewan Keamanan Siber UEA akan bermitra untuk memperkuat layanan cloud publik di negara tersebut.
Pemerintahan Trump telah mempertimbangkan kesepakatan yang akan memungkinkan UEA mengimpor lebih dari satu juta chip Nvidia Corp. yang canggih. Trump juga telah menyusun pengaturan bagi pihak-pihak di Arab Saudi untuk mengakuisisi puluhan ribu semikonduktor dari Nvidia dan Advanced Micro Devices Inc. (AMD).
Namun, serentetan kesepakatan AI telah membuka keretakan dalam pemerintahan, di mana para petinggi China semakin khawatir bahwa proyek-proyek tersebut membahayakan keamanan nasional dan kepentingan ekonomi AS.
Kesepakatan terbaru tersebut dibangun berdasarkan janji UEA untuk menginvestasikan US$1,4 triliun di AS selama 10 tahun, termasuk dalam infrastruktur AI, semikonduktor, energi, dan manufaktur, menyusul pertemuan pada bulan Maret antara Trump dan penasihat keamanan nasional negara tersebut, Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan.
Trump awal tahun ini mengumumkan rencana MGX Abu Dhabi untuk usaha infrastruktur AI senilai US$100 miliar. MGX merupakan bagian dari kerajaan Sheikh Tahnoon yang luas senilai $1,5 triliun, yang mencakup dana kekayaan dan perusahaan AI G42.
G42 telah memantapkan dirinya sebagai konglomerat teknologi yang sedang naik daun dengan koneksi ke perusahaan-perusahaan AS, termasuk OpenAI Inc. dan Amazon.com Inc.