Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efisiensi Prabowo Berlanjut di 2026, Pengusaha Hotel Bilang Begini

Pengusaha Hotel mulai menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak efisiensi anggaran pemerintah yang dipastikan berlanjut di 2026. Apa strateginya?
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tengah membidik pasar non-pemerintah guna mengantisipasi kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dipastikan berlanjut pada 2026.

Ketua Umum PHRI Hariyadi B. Sukamdani menyampaikan, saat ini industri perhotelan sudah tidak bisa mengharapkan segmen pemerintah yang selama ini menjadi pangsa pasar terbesar industri ini.

“Industri hotel harus sungguh-sungguh untuk menggarap pasar yang non-pemerintah,” kata Hariyadi kepada Bisnis, Rabu (21/5/2025).

Meski diakuinya tidak mudah untuk beralih ke pasar lain, Hariyadi menyebut bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar bisnis perhotelan tetap dapat berjalan.

Hal itu terbukti dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran. Setela pemerintah menerapkan kebijakan ini, banyak banyak hotel yang terdampak bahkan berhenti beroperasi. Hotel-hotel ini utamanya sangat bergantung pada belanja perjalanan dinas pemerintah.

Untuk itu, dia mengimbau industri perhotelan untuk mulai mencari pasar baru seperti korporasi, komunitas, kegiatan-kegiatan individual, dan wisatawan mancanegara (wisman).

Diantara keempat pasar tersebut, Hariyadi melihat bahwa pasar wisman menjadi yang paling menjanjikan jika dapat digarap secara serius, baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha.

“Itu yang belum digarap secara serius,” ujarnya. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan efisiensi anggaran belanja negara akan berlanjut pada tahun depan.

Kepastian itu disampaikan Sri Mulyani usai memaparkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat Selasa (20/5/2025). 

“Pasti dilakukan [efisiensi] itu tadi. Jadi kalau mau disampaikan, jawaban saya tegas dilakukan,” ujar Sri Mulyani usai rapat paripurna DPR. 

Dia menuturkan, pihaknya punya dua bulan untuk menyusun anggaran kementerian/lembaga dalam Rancangan APBN atau RAPBN 2026. Menurutnya, RAPBN 2026 akan disusun berdasarkan evaluasi anggaran kementerian/lembaga tahun ini.

“Jadi kinerja dari kementerian/lembaga dan langkah-langkah efisiensi mereka tentu akan masuk di dalam pertimbangan untuk penyusunan pagu dari anggaran APBN,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper