Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin dan WEF Perkuat Kolaborasi Dukung Program Prabowo

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menjelaskan bahwa kerja sama ini dimulai dengan pertukaran ilmu.
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie saat memberi keterangan pers selepas menjadi panelis dalam acara Indonesia Economic Summit, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Nyoman Ary Wahyudi
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie saat memberi keterangan pers selepas menjadi panelis dalam acara Indonesia Economic Summit, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat kolaborasi dengan World Economic Forum (WEF) untuk mendukung program pemerintah.

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menjelaskan bahwa kerja sama ini dimulai dengan pertukaran ilmu, mengingat WEF adalah think tank besar dengan jaringan global yang sudah hampir lima puluh tahun. 

Fokus kolaborasi mencakup program pemerintah seperti transisi energi berkelanjutan dan makan bergizi gratis (MBG). "Detail teknis kerja sama program MBG akan dibahas lebih lanjut oleh tim khusus," kata Anindya dalam acara WEF CEO Dinner di Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Anindya menegaskan, pertemuan dengan WEF adalah bagian dari upaya Kadin untuk memperluas jaringan dengan investor global demi kemajuan industri domestik. 

"Ini contoh upaya kami menjalin hubungan baik dengan dunia yang membawa manfaat untuk industri lokal. Kadin selalu ingin bersama pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, Kadin Indonesia juga telah bertemu dengan anggota parlemen Inggris dalam perhelatan All-Party Parliamentary Group (APPG) di London pada Kamis (20/5/2025). 

Pertemuan ini bertujuan mendorong penguatan perdagangan, penciptaan lapangan kerja, serta investasi di Indonesia.

APPG merupakan kelompok parlemen yang fokus pada isu-isu Indonesia. 

"Mereka tadi bertanya soal dinamika tarif dengan Amerika Serikat, posisi Indonesia seperti apa, dan apa yang bisa dikerjasamakan dengan Inggris," jelas Anindya.

Menurut Anindya, diplomasi antar-pemerintah (G2G) yang kuat perlu diiringi dengan kolaborasi bisnis dan investasi untuk mencapai hasil maksimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper