Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur The Fed Lisa Cook menggugat Presiden AS Donald Trump untuk mencegah pemecatannya, memicu pertarungan hukum yang bisa menentukan independensi bank sentral.
“Upaya pemecatan berdasarkan surat rujukan semata tidak memiliki dasar hukum maupun fakta yang kuat. Kami akan mengajukan gugatan untuk menantang tindakan ilegal ini,” ujar Abbe Lowell, yang mewakili Cook, dalam pernyataannya dikutip dari Reuters, Rabu (27/8/2025).
Pernyataan itu dirilis sehari setelah Trump mengumumkan niatnya memecat Cook—perempuan kulit hitam pertama yang duduk di Dewan Gubernur The Fed—atas dugaan tindakan menipu dan berpotensi kriminal terkait kredit kepemilikan rumah (KPR) pada 2021.
“Kami membutuhkan orang yang benar-benar bersih, dan tampaknya dia tidak demikian,” kata Trump kepada wartawan.
Meski demikian, Trump menyebut akan mematuhi keputusan pengadilan jika Cook tetap dipertahankan, seraya menyiapkan beberapa kandidat pengganti.
Ketegangan Trump dengan bank sentral yang seharusnya independen itu menambah daftar upaya sang presiden memperluas kendali langsung atas berbagai lembaga pemerintahan.
Baca Juga
Sejak kembali menjabat Januari lalu, Trump telah mendorong mundur ratusan ribu pegawai negeri, membubarkan sejumlah lembaga, dan menahan miliaran dolar belanja negara yang sudah disetujui Kongres.
Trump sebelumnya kerap menekan The Fed untuk memangkas suku bunga pada periode pertamanya di Gedung Putih. Belakangan, dia kembali mendesak penurunan suku bunga beberapa persen dan sempat mengancam akan memecat Ketua The Fed Jerome Powell, meski ancaman itu kemudian dilunakkan.
Jika Cook diberhentikan, Trump berpeluang menunjuk mayoritas dari tujuh anggota Dewan Gubernur The Fed, termasuk dua posisi yang masih kosong serta pencalonan ekonom Gedung Putih Stephen Miran yang menunggu persetujuan.
The Fed menegaskan bahwa para anggota dewan memiliki masa jabatan 14 tahun dan tidak bisa dengan mudah dicopot demi menjaga independensi kebijakan moneter.
“Keputusan moneter harus didasarkan pada data ekonomi dan kepentingan jangka panjang rakyat AS,” tulis The Fed dalam pernyataan resminya.
Upaya Trump mengintervensi bank sentral telah memukul kepercayaan terhadap dolar AS dan obligasi pemerintah, serta menimbulkan kekhawatiran akan gejolak keuangan global.
Namun, pasar relatif tenang pada Selasa; indeks saham Wall Street stagnan, dolar melemah, sementara imbal hasil obligasi bertenor pendek turun dan imbal hasil obligasi jangka panjang naik.
Trump dalam suratnya kepada Cook menuding adanya “alasan cukup” untuk pemecatan, dengan menyebut Cook mencantumkan dua properti di Michigan dan Georgia sebagai tempat tinggal utama dalam aplikasi hipotek sebelum bergabung dengan The Fed pada 2022.
Kasus ini kian disorot karena Trump dalam beberapa bulan terakhir memecat sejumlah pejabat perempuan kulit hitam, termasuk Kepala Perpustakaan Kongres dan Ketua Dewan Hubungan Perburuhan Nasional.
Bahkan, Jaksa Agung New York Letitia James yang pernah memenangkan gugatan penipuan senilai US$500 juta terhadap Trump juga dituduh melakukan pelanggaran serupa.
Masalah KPR
Pertanyaan mengenai KPR Cook pertama kali diungkap William Pulte, Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal (FHFA) sekaligus sekutu Trump, yang kemudian merujuk kasus ini ke Jaksa Agung AS Pamela Bondi. Hingga kini, Departemen Kehakiman belum menyatakan apakah akan menindaklanjutinya.
Cook sendiri tercatat memiliki tiga hipotek dalam laporan keuangan 2024, termasuk dua untuk tempat tinggal pribadi yang dia ambil saat masih berkarier di dunia akademik.
Berdasarkan Undang-Undang Federal Reserve 1913, seorang gubernur dapat diberhentikan “dengan alasan yang sah”, tetapi kekuasaan ini belum pernah benar-benar diuji oleh presiden sebelumnya.
Peter Conti-Brown, pakar sejarah The Fed dari Wharton School, menilai langkah Trump bertentangan dengan prinsip hukum.
“Transaksi KPR itu sudah ada sebelum Cook diangkat, dan terbuka saat dia diperiksa serta disahkan Senat. Menggunakannya sekarang sebagai alasan pemecatan jelas tidak sesuai konsep ‘alasan yang sah’,” ujarnya.
Kasus ini kemungkinan akan menjadi ujian besar independensi The Fed, terutama menjelang rapat kebijakan berikutnya pada 16–17 September.
“Pada periode pertama Trump, The Fed masih relatif lolos dari tekanan politik. Namun kali ini, tampaknya bank sentral paling berpengaruh di dunia itu tidak akan seberuntung sebelumnya,” kata Tim Duy, Ekonom AS di SGH Macro Advisors.