Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Nilai Langkah Tepat Pemerintah Terbitkan SBN Selain Dolar AS

Ekonom menilai langkah pemerintah menerbitkan SBN valuta asing selain dolar AS tepat di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi akibat tensi AS dan China
Warga mencari informasi terkait Obligasi Negara Ritel (ORI) di laman Kementerian Keuangan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi terkait Obligasi Negara Ritel (ORI) di laman Kementerian Keuangan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai langkah pemerintah menerbitkan surat berharga negara atau SBN valuta asing selain dolar AS menjadi tepat di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi akibat tensi AS dan China. 

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang menjelaskan pada dasarnya diversifikasi mata uang dalam penerbitan utang merupakan langkah strategis mitigasi risiko nilai tukar terhadap dolar AS. 

Bukan hanya sekadar mitigasi, langkah ini menunjukkan pemerintah mampu memanfaatkan pergeseran selera investor global yang mulai mencari alternatif aset yang lebih stabil.

“Untuk Dimsum Bond dan Kangaroo Bond, kemungkinannya [minat investor] ya positif karena sekarang investor cenderung semakin sadar untuk mengurangi exposure ke dolar AS,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (25/5/2025). 

Terlebih, penerbitan utang dalam dolar Australia atau Kangaroo Bond menjadi menarik karena mata uang ini menjadi salah satu pilihan investor yang keluar dari pasar keuangan AS. 

Mengingat, di tengah tingginya gejolak geopolitik dan ekonomi global, khususnya dari AS, terjadi pergeseran investasi dari sisi aset maupun negara tujuan. 

Di mana aliran modal global yang semula terkonsentrasi di AS bergeser sebagian ke komoditas emas dan obligasi di negara maju lainnya serta negara berkembang. 

Saat ini, SBN tradeable atau yang dapat diperdagangan berdenominasi valas didominasi dolar AS senilai Rp1.322,79 triliun atau 17% dari total SBN. 

Kemudian euro senilai Rp183,12 triliun atau setara 2% dan yen senilai Rp69,4 triliun yang hanya mencakup 1%. Untuk membiayai APBN 2025, pemerintah telah melakukan berbagai penerbitan utang termasuk SBN Valas. 

Salah satunnya, prefunding dengan menerbitkan surat utang negara berupa Sukuk Global senilai US$2,75 miliar atau sekitar Rp43,56 triliun (asumsi kurs Rp15.842 per dolar AS) pada November 2024 lalu. 

Teranyar, pemerintah menerbitkan surat utang bertajuk Samurai Bond dalam yen Jepang sebesar 103 miliar yen atau sekitar US$725 juta (sekitar Rp11,75 triliun dengan kurs rupiah Rp16.217 per dolar AS). 

Secara umum, pemerintah telah menarik utang baru untuk membiayai program-program Prabowo Subianto senilai Rp304 triliun per akhir April 2025 dari target pembiayaan utang tahun ini senilai Rp775,87 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper