Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengungkap konstruksi Tol Semarang – Demak yang juga diperuntukkan sebagai tanggul laut pencegah banjir rob membutuhkan biaya investasi yang jumbo.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) ATI, Krist Ade Sudiyono menjelaskan bahwa Badan Usaha yang membangun jalan tol tersebut tak hanya harus menanggung biaya konstruksi yang besar, melainkan juga perlu menanggung beban fiskal baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Padahal, tambah Krist, pembangunan tol itu juga diperuntukkan menjadi infrastruktur penanganan banjir rob. Akan tetapi, BUJT tak mendapat insentif fiskal sepeserpun.
“Jalan Tol Semarang-Demak, di mana konstruksinya selain digunakan untuk tol juga digunakan untuk tanggul laut. PBB yang dikenakan pada pengusaha jalan tol adalah bumi dan bangunan, jadi, bangunan beton yang digunakan untuk menangkal rob pun itu harus dibayar PBB-nya oleh kami,” kata Krist dalam RDPU bersama Komisi V DPR RI, Senin (26/5/2025).
Untuk itu, Krist menyebut pemerintah perlu merumuskan solusi atas persoalan tersebut guna meningkatkan minat investasi bisnis jalan tol nasional.
Terlebih tambah Krist, selama proses konstruksi berlangsung Badan Usaha Jalan Tol juga dibebankan oleh pengenaan biaya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang nilainya mencapai 11% dari proses konstruksi.
Baca Juga
“Ini kedua aspek fiskal yang menurut kami mungkin perlu kita pikirkan bersama supaya bisa menjadi upaya kita mempertahankan model pengusahaan jalan tol kita,” tegasnya.
Sebagai informasi, Jalan Tol Semarang – Demak yang juga diperuntukkan sebagai tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) mengatasi banjir rob di sekitar wilayah Semarang. Berdasarkan catatan Bisnis, ruas tol ini ditargetkan tersambung penuh pada 2027.
Sebagai informasi, Tol Semarang - Demak memiliki total panjang 26,95 km yang dibangun dalam 2 seksi. Yakni Seksi 1 Kaligawe - Sayung sepanjang 10,64 km yang saat ini tengah dalam tahap konstruksi dan Seksi 2 ruas Sayung - Demak sepanjang 16,31 km yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Khusus untuk Seksi 1 ruas Kaligawe – Sayung, proses pengerjaannya dibagi ke dalam 3 paket yakni paket 1 A dengan Penyedia Jasa Hutama Karya (HK) dan Beijing Urban Construction Group (BUCG), Paket 1B adalah Pembangunan Perumahan (PP), Wijaya Karya (WIKA) dan China Road and Bridge Corporation (CRBC) serta Paket 1C adalah Adhi Karya dan Sinohydro.
Adapun, ruang lingkup pekerjaan Tol Semarang - Demak Seksi 1 meliputi peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A, pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B.
Kemudian, pembangunan Kolam Retensi Terboyo kurang lebih seluas 189 Ha dan Sriwulan 28 Ha, Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C.