Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Pemerintah Sasar Kelas Bawah, Pertumbuhan Ekonomi 5% Sulit Terwujud?

Stimulus bagi masyarakat kelas bawah penting untuk menjaga tingkat kemiskinan. Namun, dampaknya ke ekonomi tidak akan sebesar jika ada stimulus kelas menengah.
Siluet warga beraktivitas dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (2/10/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Siluet warga beraktivitas dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (2/10/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia diprediksi akan kesulitan mencapai target pertumbuhan ekonomi 5% pada kuartal II/2025 seiring dengan gelontoran stimulus yang lebih menyasar masyarakat kelas bawah.

Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menuturkan, enam paket stimulus pemerintah di kuartal II/2025 yang mayoritas menyasar masyarakat kelas bawah merupakan respons atas tekanan daya beli dan risiko kemiskinan yang kembali meningkat.

Dia menyebut, fokus ke masyarakat kelas bawah memang penting dalam menjaga stabilitas sosial dan menjamin akses kebutuhan dasar. Namun, dia mengatakan masyarakat kelas menengah berkontribusi sebesar lebih dari 50% terhadap total konsumsi nasional berdasarkan distribusi pendapatan.

Menurutnya, minimnya stimulus untuk masyarakat kelas menengah bukan sekadar kehilangan peluang pertumbuhan, tetapi justru menambah risiko perlambatan ekonomi.

"Dalam kondisi seperti ini, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% menjadi semakin berat untuk dicapai," ujar Yusuf saat dihubungi, Selasa (27/5/2025).

Yusuf menambahkan, masyarakat kelas menengah adalah tulang punggung konsumsi domestik Indonesia. Jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia cukup besar, yang akan menjadi penggerak utama berbagai sektor perekonomian.

Yusuf menuturkan, pertumbuhan ekonomi sesuai target akan sulit dicapai tanpa intervensi kebijakan yang secara spesifik menyasar kelas menengah dengan jumlah dan durasi yang sesuai , misalnya lewat bantuan sosial tunai atau subsidi.

"Apalagi, kita masih menghadapi tekanan global dan pelemahan ekspor, sehingga ketergantungan pada konsumsi domestik semakin besar," jelasnya.

Seiring dengan hal tersebut, Yusuf meminta pemerintah Indonesia menyusun strategi pemulihan ekonomi yang lebih seimbang. Dia menegaskan, perlindungan bagi masyarakat bawah memang krusial, tetapi pemerintah juga tidak bisa mengabaikan potensi kelas menengah sebagai motor pertumbuhan.

"Tanpa itu, risiko pertumbuhan yang tertahan akan semakin nyata sepanjang 2025," kata Yusuf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper