Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Domestik Lesu, PMI Manufaktur China Mei 2025 Terkontraksi

Survei manufaktur Caixin dan S&P Global mencatat PMI manufaktur China turun menjadi 48,3 pada Mei 2025 dibandingkan dengan 50,4 pada bulan sebelumnya.
Aktivitas salah satu pabrik di China./Bloomberg-Qilai Shen
Aktivitas salah satu pabrik di China./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas manufaktur China turun ke level terlemah sejak September 2022, menurut survei swasta, karena arus perdagangan yang membaik terbukti tidak cukup untuk menopang ekonomi yang masih tertekan oleh permintaan domestik yang lemah.

Survei data manufaktur Caixin dan S&P Global yang dirilis Selasa (3/6/2025) mencatat, purchasing managers index (PMI) manufaktur China turun menjadi 48,3 pada Mei 2025 dibandingkan dengan 50,4 pada bulan sebelumnya.

Catatan itu jauh di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi. Angka tersebut di bawah setiap estimasi dalam survei analis Bloomberg, yang mediannya adalah 50,7.

Hasil tersebut juga lebih lemah dari pembacaan PMI resmi yang dirilis pada Sabtu pekan lalu, yang menunjukkan manufaktur berkontraksi pada tingkat yang lebih lambat setelah penangguhan tarif membuka aliran perdagangan.

Ekonom senior Caixin Insight Group Wang Zhe menuturkan penawaran dan permintaan manufaktur China menurun Karena terseret oleh permintaan luar negeri. 

“Indikator ekonomi makro utama menunjukkan pelemahan yang nyata pada awal kuartal kedua. Tekanan ke bawah pada ekonomi telah meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya," jelasnya.

Gambaran yang dilukiskan oleh survei Caixin yang lebih berorientasi ekspor, menawarkan pandangan lain tentang bagaimana pabrik menyesuaikan diri setelah gencatan senjata perdagangan, setelah China dan AS sepakat untuk mengurangi tarif selama 90 hari mulai 14 Mei.

Dia menuturkan, penurunan baru dalam pesanan baru disertai dengan penurunan produksi manufaktur. Perusahaan mengurangi aktivitas pembelian mereka dan memangkas tingkat staf, meskipun sentimen terhadap produksi masa depan membaik.

Prospek manufaktur dalam beberapa bulan mendatang masih dipertanyakan mengingat prospek ekspor yang tidak pasti, dan terutama karena ketegangan meningkat lagi dalam beberapa hari terakhir antara dua ekonomi terbesar dunia.

Hasil Caixin cenderung lebih tinggi daripada hasil jajak pendapat resmi selama tahun sebelumnya karena ekspor tetap kuat. Kedua survei mencakup ukuran sampel, lokasi, dan jenis bisnis yang berbeda, dengan jajak pendapat swasta berfokus pada perusahaan kecil dan menengah di sektor non-negara.

Raymond Yeung, kepala ekonom untuk Greater di Australia & New Zealand Banking Group Ltd menyebut, lingkungan perdagangan masih sangat tidak pasti. 

“Kuncinya tetap pada properti, yang masih lesu tanpa tanda-tanda pemulihan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper