Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Kementan Kejar Swasembada Gula 2029

Pemerintah intensif dalam meningkatkan komoditas perkebunan, khususnya tebu, tengah menjadi perhatian pemerintah untuk menuju swasembada gula.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025). / Ni Luh Anggela
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025). / Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada gula nasional palig lambat lima tahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa saat ini komoditas perkebunan, khususnya tebu, tengah menjadi perhatian pemerintah untuk menuju swasembada gula.

“Sekarang kita mulai melihat komoditas perkebunan yaitu tebu, kopi, kakao, karet dan lain sebagainya. Kita fokus tebu, semoga 2 hingga 3 tahun, paling lambat 4 atau 5 tahun, Indonesia bisa mulai meraih swasembada gula,” kata Mentan Amran dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (11/6/2025).

Amran merinci setidaknya ada enam strategi kunci yang akan dilakukan pemerintah untuk mencapai swasembada gula nasional.

Dia menjelaskan strategi ini difokuskan pada peningkatan produktivitas, efisiensi budidaya, pemberdayaan petani secara berkelanjutan, hingga peningkatan pendapatan petani tebu.

Pertama, melakukan penguatan penyuluhan kepada petani. Kedua, memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu. Ketiga, menyediakan sarana produksi, termasuk memberikan kemudahan akses pupuk.

Keempat, irigasi. Strategi kelima, pengelolaan tanah. Serta yang keenam, harga harus menguntungkan petani.

“Kalau ini diberesin semua, swasembada jadi kenyataan,” imbuhnya.

Namun, Amran menjelaskan bahwa sederet strategi ini juga membutuhkan kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, hingga swasta.

Selain itu, Kementan juga bakal meningkatkan produktivitas gula nasional yang saat ini masih di kisaran 4 ton per hektare. Padahal, kata Amran, data menunjukkan produksi gula per hektare sempat menembus angka 14 ton yang terjadi pada era 1930-an.

“Ini berarti harus ada yang dibenahi. Doakan mudah-mudahan minimal produksi gula kita bisa seperti jaman dulu lagi, minimal 14 ton-lah produksinya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amran juga optimistis kebutuhan gula konsumsi dalam negeri mampu tercukupi sepenuhnya paling lambat pada 2026. Namun, menurutnya, pemerintah juga perlu mengejar kebutuhan gula industri untuk menghemat devisa hingga Rp40 triliun.

“Kita kejar juga gula industri. Kalau ini berhasil, kita bisa menghemat devisa hingga Rp40 triliun,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada 2028, swasembada gula industri serta bioetanol pada 2030.

Adapun pada 2024, produksi gula nasional mencapai 2,46 juta ton, atau naik 8,57% dari 2023. Di sisi lain, kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton, sehingga masih perlu tambahan sekitar 5,6 juta ton untuk mencapai swasembada gula.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper