Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Indonesia dapat mendatangkan 150.000 ekor sapi perah pada 2025. Jumlah ini berbeda dari target awal yang sebesar 250.000 ekor.
Ini merupakan bagian dari target pemerintah untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi hingga 2029.
Sudaryono mengatakan, pemerintah melibatkan sektor swasta untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
“Kalau nggak salah dari 250.000 yang kita harapkan tahun ini, ya minimal kita bisa datangkan 150.000 lah,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).
Sudaryono mengakui, tidak mudah untuk bisa merealisasikan target tersebut. Dia mengatakan, perlu adanya kesiapan dalam hal ini dari sisi lahan yang akan dimanfaatkan sebagai peternakan sapi hingga kesiapan dari petani mitra.
Adapun, kata dia, pemerintah tengah mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk mengembangkan peternakan sapi perah di Indonesia.
Baca Juga
“Saya harus akui bahwa kita memang mesti push lebih keras lagi untuk bisa mencapai realisasi,” ujarnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan, hingga akhir Mei 2025 sebanyak 196 pelaku usaha telah menyatakan komitmennya untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan. Ini dilakukan untuk mendukung program percepatan susu dan daging nasional.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
“Hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha menyatakan komitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam kurun lima tahun ke depan,” kata Agung dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (2/6/2025).
Saat ini, kata Agung, sebanyak 9.736 ekor sapi impor asal Australia sudah masuk ke Indonesia secara bertahap, baik melalui jalur laut dan udara.
Untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah skala besar, dibutuhkan lahan seluas 1,45 juta hektare. Pemerintah juga mendorong model kemitraan antara investor dan peternak rakyat agar distribusi manfaat ekonomi lebih merata.
Agung menuturkan, langkah strategis ini diperkuat dengan masuknya program percepatan produksi susu dan daging sebagai salah satu dari 77 proyek strategis nasional atau PSN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Proyek ini akan dilaksanakan di 29 lokasi di berbagai provinsi.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan regulasi tambahan guna mendukung keberlanjutan sektor persusuan.
Regulasi itu diantaranya mewajibkan industri pengolahan susu menyerap susu segar dalam negeri, merevisi regulasi terkait lokasi sentra sapi perah, dan membentuk rumah susu sebagai pusat hilirisasi yang mampu menyuplai susu pasteurisasi untuk kebutuhan program gizi.