Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump angkat bicara terkait permintaan Jepang untuk menghapuskan tarif impor 25% untuk mobil.
Melansir Bloomberg pada Senin (30/6/2025), Trump menyebut perdagangan mobil antara AS dan Jepang sebagai hubungan yang tidak adil.
“Kami tidak menjual mobil ke Jepang, mereka tidak mau membeli mobil kami, kan? Tapi kami menerima jutaan mobil mereka di Amerika Serikat, itu tidak adil,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News yang dikutip dari Bloomberg.
Trump melanjutkan, pihaknya sudah menjelaskan hal tersebut kepada Jepang. Dia menuturkan, AS memiliki defisit besar dengan Jepang, dan mengklaim Jepang telah memahami hal tersebut.
“Sekarang, kami punya minyak. Mereka bisa beli banyak minyak, mereka juga bisa beli banyak barang lain," kata Trump.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Trump beberapa hari sebelum tenggat pemberlakuan tarif balasan yang lebih tinggi jika kesepakatan tidak tercapai antara kedua negara.
Baca Juga
Setelah batas waktu 9 Juli 2025 lewat, tarif balasan AS terhadap produk Jepang, terutama mobil, berpotensi dinaikkan secara signifikan jika negosiasi dagang tidak membuahkan hasil.
Utusan utama Jepang, Ryosei Akazawa, mengunjungi Washington DC pekan lalu dalam putaran ketujuh perundingan dagang yang telah berlangsung selama beberapa bulan. Akazawa bahkan memperpanjang masa kunjungannya demi mencapai kesepakatan sebelum tenggat waktu diberlakukan.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pemerintah Jepang pada Minggu (29/6/2025), Akazawa dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick disebut telah melakukan diskusi yang produktif dan sepakat untuk terus mencari solusi yang menguntungkan kedua negara.
Meski demikian, dari pernyataan Trump dalam wawancara tersebut, belum jelas apakah Jepang sudah mendekati kesepakatan atau akan mendapatkan penangguhan atas rencana kenaikan tarif secara menyeluruh.
Trump menegaskan bahwa AS memiliki kewenangan penuh untuk menetapkan kebijakan perdagangannya sendiri terhadap Jepang. Dia juga mengatakan pihaknya akan mengirim surat untuk memberi tahu sejumlah mitra dagang bahwa AS akan secara sepihak menetapkan tarif.