Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan merek sepatu dan pakaian olahraga, Nike Inc. diperkirakan akan menaikkan harga lebih tinggi setelah Amerika Serikat (AS) dan Vietnam dilaporkan mencapai kesepakatan dagang baru yang meningkatkan tarif bea masuk.
Melansir Bloomberg, Jumat (4/7/2025), analis Raymond James Rick Patel mengungkap bahwa Nike berencana mengerek harga produk secara selektif. Bahkan, Patel menyebut kenaikan harga Nike diperkirakan lebih tinggi dari rencana sebelumnya.
“Nike sudah merencanakan kenaikan harga secara selektif, dan kami memperkirakan rencana ini akan tetap dijalankan, dengan kemungkinan kenaikan yang lebih tinggi dari rencana sebelumnya,” kata Patel.
Untuk diketahui, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa berdasarkan kesepakatan, AS memberlakukan tarif sebesar 20% terhadap barang-barang yang berasal dari Vietnam. Angka ini dua kali lipat dari tarif 10% yang diberlakukan AS pada April.
Adapun, sebelum masa jabatan kedua Trump, AS menerapkan tarif sekitar 8% untuk produk non-pertanian dari Vietnam.
Menurut Patel, peningkatan tarif ini juga akan menurunkan margin laba kotor lebih dari yang diperkirakan.
Baca Juga
Namun, Patel memperkirakan penurunan laba kotor ini tidak hanya terjadi pada Nike, melainkan juga perusahaan lain yang mengandalkan pasokan dari Vietnam, seperti Under Armour Inc., Skechers USA Inc., On Holding AG, Lululemon Athletica Inc., dan Deckers Outdoor Corp.
Sementara itu, saham Nike tidak banyak berubah pada Kamis, setelah naik sekitar 4% pada Rabu ketika Trump membahas kesepakatan tersebut di media sosial.
Para investor tampaknya lega karena tarif terhadap produk dari Vietnam hanya sebesar 20%. Menurut Patel, pasar sebelumnya memperkirakan tarif berada di kisaran 25%–30%.