Bisnis.com, JAKARTA — Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan masyarakat tampak semakin ragu akan ketersediaan lapangan kerja maupun ekspektasi penghasilan, meski secara umum keyakinan masyarakat akan kondisi ekonomi masih terjaga dalam zona optimistis.
Merujuk Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juni 2025, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini memang membaik yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) sebesar 106,7, sedikit lebih tinggi dengan 106,0 pada bulan sebelumnya.
Membaiknya IKE tersebut sejalan ditopang oleh Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) yang semakin optimis, masing-masing tercatat sebesar 120,2 dan 105,9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 118,1 dan 104,1.
“Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja [IKLK] tercatat di level pesimistis sebesar 94,1,” tulis Bank Indonesia dalam laporan tersebut, Selasa (8/7/2025).
Untuk diketahui, IKE menunjukkan kondisi saat ini dibandingkan dengan enam bulan yang lalu.
Artinya, persepsi masyarakat saat ini akan ketersediaan lapangan kerja dibandingkan enam bulan lalu lebih pesimistis. IKLK Juni 2025 bahkan turun 1,6 poin dari bulan sebelumnya yang sebesar 95,7. Di mana seluruh kelompok usia dan pendidikan, kecuali kelompok pendidikan Sarjana, pesimis akan ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini.
Baca Juga
Kelompok usia di atas 60 tahun sangat pesimistis terhadap lapangan kerja bagi usianya, yang tercermin dengan IKLK yang turun 19,5 poin menjadi 64,3 pada Juni 2025.
Bahkan IKLK dengan responden usia 20—30 tahun menyusul masuk zona pesimistis dengan turun 5,9 poin dari 103,1 pada Mei, menjadi 97,2 pada Juni 2025. Dengan demikian, kompak seluruh kelompok usia pesimis akan lapangan kerja saat ini.
Sejalan dengan pesimistis tersebut, kelompok usia awal kerja tersebut juga menurunkan rasa optimisnya terhadap IPSI dan Indeks Ekspektasi Penghasilan. Masing-masing turun 1,2 poin dan 7,3 poin pada Juni 2025.
Tabungan Masyarakat Makin Tipis
Di tengah menurunnya optimisme masyarakat, kekhawatiran ditambah dengan belanja yang semakin banyak dan jumlah tabungan yang menurun.
“Rasio konsumsi terhadap pendapatan meningkat, di tengah tabungan yang menurun dan cicilan yang realtif stabil,” tulis Bank Indonesia.
Pada Juni 2025, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sebesar 75,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 74,3%.
Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) sebesar 14,1, lebih rendah dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya sebesar 14,9%.
Lebih lanjut, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada Juni 2025 stabil sebesar 10,8%.