Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Ungkap Alasan Turunkan Outstanding SRBI Jadi Rp720,61 Triliun

Bank Indonesia menurunkan outstanding SRBI menjadi Rp720,61 triliun pada Agustus 2025 untuk menjaga likuiditas perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Ronald D. Parluhutan dalam agenda Pelatihan Wartawan Media Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/8/2025). / Bisnis-Ni Luh Anggela
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Ronald D. Parluhutan dalam agenda Pelatihan Wartawan Media Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/8/2025). / Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, YOGYAKARTA — Bank Indonesia menurunkan penerbitan Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) secara terukur sepanjang 2025 sebagai salah satu upaya menjaga likuiditas perbankan. 

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Ronald D. Parluhutan menyampaikan outstanding SRBI menurun menjadi Rp720,61 triliun per 19 Agustus 2025, dari Rp923,53 triliun per 31 Desember 2024.

“Upaya ini dilakukan untuk mendukung kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan, sekaligus mendorong keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Ronald dalam agenda Pelatihan Wartawan Media Nasional di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).

Penurunan outstanding SRBI juga diikuti dengan turunnya yield atau imbal hasil, khususnya pada tenor 12 bulan yang menjadi acuan utama. SRBI saat ini ditawarkan dalam tiga tenor, yaitu 6, 9, dan 12 bulan.

Pada 19—20 Agustus 2025, rapat dewan gubernur (RDG) BI, bank sentral memutuskan untuk memangkas BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%.

Otoritas moneter telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 5 kali, masing-masing 25 bps pada September 2024, Januari, Mei, Juli dan Agustus 2025.

Tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral pada Agustus 2025 merupakan yang terendah sejak November 2022. Lelang SRBI mingguan sebelumnya tercatat pada level 5,34%.

Kendati outstanding SRBI menurun signifikan, Ronald mengatakan aktivitas di pasar sekunder masih terjaga dengan baik.

Dia menjelaskan, kepemilikan SRBI oleh nonresiden atau asing tercatat sebesar Rp146,78 triliun per 31 Juli 2025. Jumlah itu setara 19,81% dari total outstanding Rp740,78 triliun, menunjukkan minat investor asing masih cukup terjaga terhadap instrumen BI.

Menurutnya, penurunan outstanding SRBI membuka ruang lebih besar bagi likuiditas di pasar uang. Dia mengatakan, komposisi instrumen operasi moneter pun disesuaikan dengan lebih banyak porsi pada tenor pendek untuk mendukung ekspansi likuiditas.

“Dengan penurunan komposisi SRBI ke Rp720 triliun, komponen tenor yang lebih pendek kami tingkatkan agar likuiditas perbankan lebih longgar dan ekonomi dapat terus tumbuh,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro