Bisnis.com, JAKARTA - Uganda membuka peluang kerja sama untuk perdagangan dan investasi dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan Uganda Wilson Mbasu Mbadi menuturkan pihaknya berfokus pada empat sektor utama untuk dikerjasamakan dengan Indonesia yakni pariwisata, mineral, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta minyak dan gas.
"Kami ingin membuka babak baru dalam kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, hingga TIK antara Uganda dan Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara secara umum," jelasnya dalam Uganda-Indonesia Business Forum di Jakarta pada Kamis (10/7/2025).
Mbadi mengatakan, Uganda merupakan salah satu destinasi perdagangan dan investasi paling menjanjikan di benua Afrika. Hal ini seiring dengan optimalnya kondisi ekonomi negara di kawasan Afrika Utara tersebut.
Dia menuturkan, terjaganya ekonomi Uganda terlihat dari tren pertumbuhan ekonomi yang positif. Mbadi memaparkan, selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Uganda berada di level sekitar 5,3% dan diproyeksikan mencapai 6,5% pada tahun ini.
Selain itu, dia juga menyebut iklim investasi di Uganda bersifat liberal. Mbadi menyebut Uganda memiliki tingkat kepastian hukum yang baik, sehingga akan menarik bagi para pemilik modal.
Baca Juga
"Iklim investasi di Uganda dapat diprediksi dan ramah bagi investor," klaimnya.
Lebih lanjut, Uganda juga menawarkan beragam insentif demi menarik lebih banyak investor. Salah satu pemanis investasi tersebut adalah memperbolehkan perusahaan dengan kepemilikan asing 100% beroperasi di Uganda.
Selain itu, Uganda juga memperbolehkan perusahaan-perusahaan dari Indonesia untuk mengambil seluruh keuntungannya tanpa adanya pungutan untuk pemerintah jika beroperasi di negara itu. Pihaknya juga menjamin perlindungan hukum terhadap investasi melalui perjanjian investasi bilateral.
Lebih lanjut, Mbadi mengatakan pihaknya memiliki pusat layanan investasi terpadu (one-stop investment center) dan kerangka dukungan ekspor yang dipelopori oleh Otoritas Investasi Uganda (Uganda Investment Authority). Hal itu juga didukung oleh lembaga-lembaga lain seperti Otoritas Zona Bebas Uganda (Uganda Free Zones) dan Otoritas Promosi Ekspor Uganda (Export Promotion Authority).
"Semua inisiatif ini dirancang untuk menurunkan biaya transaksi, menyederhanakan proses perizinan, serta menyediakan insentif fiskal dan non-fiskal serta informasi penting bagi investor," kata Mbadi.