Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kanada Kebut Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Asean, Tinggalkan AS

Di hadapan negara-negara Asia Tenggara, Anand menegaskan komitmen Kanada terhadap kerja sama multilateral.
Warga memegang bendera Kanada di Ontario, Kanada./ Reuters-Blair Gable
Warga memegang bendera Kanada di Ontario, Kanada./ Reuters-Blair Gable

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Kanada Anita Anand menyatakan negaranya berupaya menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Asia Tenggara sesegera mungkin di tengah meningkatnya tekanan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Kami sedang melakukan diversifikasi dan membangun hubungan dagang baru,” ujar Anand di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asean di Kuala Lumpur, dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/7/2025).

Anand melanjutkan, saat ini Kanada tengah bernegosiasi dengan Asean terkait perjanjian perdagangan bebas. Dia berharap proses negosiasi tersebut segera rampung.

Pernyataan tersebut mencerminkan langkah Kanada, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Amerika Serikat di tengah gelombang proteksionisme Negeri Paman Sam. 

Meski AS, Kanada, dan Meksiko telah menandatangani pakta dagang pada masa jabatan pertama Trump, Presiden AS itu tetap memberlakukan tarif impor sebesar 50% atas baja dan aluminium asing, serta bea masuk untuk mobil dan truk. Produk utama itu merupakan komoditas ekspor utama Kanada.

“Tarif-tarif tersebut juga berdampak pada kami, dan kami menilai hal itu tidak berdasar. Saat ini kami tengah melakukan negosiasi yang kompleks dengan Amerika Serikat untuk mengatasi persoalan tarif tersebut," katanya.

Untuk memperluas jaringan dagang di kawasan Asia, pemerintah Kanada telah melakukan investasi besar dalam infrastruktur ekspor. Salah satu upaya tersebut adalah dengan membeli dan memperluas jalur pipa Trans Mountain, satu-satunya jalur dari pesisir barat Kanada yang mampu melayani pengiriman minyak ke kawasan Pasifik. 

Selain itu, konsorsium yang terdiri dari Shell Plc, Petronas Malaysia, dan PetroChina baru-baru ini memulai operasional fasilitas gas alam cair (LNG) besar di British Columbia. Meski begitu, Kanada masih sangat bergantung pada perdagangan dengan AS.

Sekitar tiga perempat ekspor Kanada termasuk minyak, gas, dan otomotif dikirim ke Amerika Serikat sepanjang tahun lalu.

Hubungan dagang dengan China juga mengalami ketegangan. Beijing memberlakukan tarif atas produk pertanian Kanada seperti kanola sebagai respons atas tarif Kanada terhadap kendaraan listrik, baja, dan aluminium asal China.

Di hadapan negara-negara Asia Tenggara, Anand menegaskan komitmen Kanada terhadap kerja sama multilateral.

“Kanada ingin terus mendukung multilateralisme dan menunjukkan kepada dunia bahwa di tengah tekanan geopolitik global, kami akan selalu hadir membuka pintu bagi perdagangan,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper