Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat realisasi penyerapan produksi dalam negeri oleh Perum Bulog terus bertambah, bahkan telah mencapai 90,08% dari target 3 juta ton tahun ini. Pemerintah memastikan penyerapan tetap dilaksanakan pada paruh kedua 2025 ini.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, realisasi serapan Bulog per 11 Juli 2025 masih terus bertambah menjadi 2,7 juta ton. Jumlah itu setara 90,08% dari target 3 juta ton. Penyerapan setara beras produksi dalam negeri akan tetap dilaksanakan pada semester II/2025.
“Semester kedua ini Bulog tetap akan jaga harga petani, sehingga pemerintah memastikan tetap akan menyerap gabah petani dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram,” kata Arief dalam keterangannya, dikutip Senin (14/7/2025).
Kendati secara historis produksi beras di semester kedua agak menurun, Arief optimistis Indonesia masih melakukan panen dalam 2-3 bulan ke depan.
Keyakinan itu didasari oleh penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% daerah Indonesia yang mengalami musim kemarau.
Padahal, musim kemarau secara klimatologis telah dimulai. Faktor terjadinya hujan lebat masih dapat terjadi di banyak wilayah Indonesia.
Baca Juga
“Tapi tidak usah khawatir, hujannya masih banyak kedepannya. Artinya kita optimis sampai 2-3 bulan ke depan, Indonesia akan masih banyak panen berasnya,” ujarnya.
Dalam Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras periode Januari-Agustus 2025 diperkirakan mencapai 24,97 juta ton. Jumlah itu meningkat sebesar 14,09% dibandingkan tahun sebelumnya.
Produksi beras secara bulanan sempat ada deklinasi seusai masa panen raya. Pada Mei 2025, produksi beras berada di level 2,87 juta ton dan Juni 2025 sebanyak 2,22 juta ton.
Kendati begitu, produksi mulai mengalami peningkatan pada Juli 2025, dengan 2,79 juta ton dan Agustus 2025 sebanyak 3,07 juta ton.
Untuk itu, pemerintah telah menyalurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan. Arief menegaskan, pemerintah telah berkomitmen agar kedua program tersebut disalurkan dengan baik dan benar.
Arief mengatakan, penyaluran untuk beras SPHP se-Indonesia untuk periode Juli-Desember 2025 ditargetkan sebanyak 1,3 juta ton. Masyarakat dapat membeli beras SPHP sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) No.5/2025.
Perinciannya adalah Rp12.500 per kilogram (kg) untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi.
Selanjutnya, Rp13.100 per kg untuk wilayah Sumatra (kecuali Lampung dan Sumsel), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan. Rp13.500 per kg untuk wilayah Maluku dan Papua.
Kemudian, penerima bantuan pangan beras bakal menyasar 18,27 juta penerima. Arief menyebut, pemerintah akan menyalurkan bantuan beras sekaligus untuk dua bulan, yakni sebanyak 20 kg per penerima.
“Jadi banyaknya sebesar 360.000 ton. Semoga minggu ini bantuan pangan beras ini mulai dapat kita salurkan,” pungkas Arief.