Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina EP menggandeng sejumlah perusahaan daerah untuk menggarap sumur-sumur minyak dan gas bumi (migas) tua dan sumur tidak aktif atau idle, guna meningkatkan produksi migas perseroan.
Melalui Pertamina EP Regional Indonesia Timur, anak usaha Pertamina Hulu Energi yang merupakan subholding upstream PT Pertamina (Persero) itu menggandeng PT Blora Patra Energi, KUD Warga Tani Makmur, dan PT Bojonegoro Bangun Sarana untuk menggarap sumur tua di lapangan Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah.
Selain itu, Pertamina EP Regional Indonesia Timur yang mengelola kegiatan hulu migas di wilayah Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua itu juga menggandeng PT Wimaya Energi untuk menggarap sumur idle.
Muhamad Arifin, Plt Direktur Utama PT Pertamina EP, menyebut bahwa kerja sama tersebut merupakan implementasi Peraturan Menteri No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
Selain itu, imbuhnya, perjanjian kerja sama yang dilakukan dengan sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut diusung dengan semangat untuk mendukung swasembada energi yang merupakan bagian dari Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Dengan adanya Permen No. 14/2025 yang telah disahkan, operasi sumur tua yang dikelola oleh BUMD dan KUD mempunyai dasar legalitas sehingga harapannya selain mendukung pencapaian produksi, juga terjadi perbaikan tata kelola dalam beroperasi baik dari sisi implementasi teknologi, keselamatan maupun pengurangan dampak lingkungan,” kata Arifin, dikutip Rabu (16/7/2025).
Adapun, penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara PT Pertamina EP dengan PT Blora Patra Energi, KUD Warga Tani Makmur, PT Bojonegoro Bangun Sarana untuk sumur tua dan PT Wimaya Energi untuk sumur idle.
Acara penandatanganan yang dilakukan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta, Selasa (8/7/2025) tersebut dihadiri oleh Bupati Blora Arief Rohman; Bupati Bojonegoro Setyo Wahono; Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas ESDM Ariana Soemanto; Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Bambang Prayoga; Direktur 4 Pertamina EP Muhamad Arifin; VP Production & Project Pertamina Hulu Energi Benny Hidajat Sidik; beserta pihak BUMD dan KUD.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas ESDM Ariana Soemanto mengingatkan bahwa BUMD dan KUD dalam memproduksikan minyak memiliki tanggung jawab dalam perbaikan lingkungan, sehingga perlu adanya panduan Good Engineering Practice untuk BUMD dan KUD.
“Good Enginering Practice diperlukan oleh BUMD dan KUD dalam pengelolaan sumur tua, sehingga dipastikan pengelolaan sumur dapat berjalan aman, andal dan efisien,” ujar Ariana.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono berharap agar dengan adanya keterlibatan perusahaan daerah menggarap sumur-sumur tua Pertamina EP, dapat menambah pendapatan asli daerah.
Kendati demikian, dia menekankan bahwa aspek legalitas menjadi hal yang sangat penting bagi dunia usaha yang ada di daerah.
Di sisi lain, Bupati Blora Arief Rohman mengungkapkan bahwa setidaknya ada sekitar 1.000 sumur potensial di Kabupaten Blora yang bisa dioptimalkan untuk peningkatan produksi minyak nasional.
“Semoga dengan penandatanganan kerja sama ini, perputaran ekonomi di Blora terutama pada daerah-daerah sumur tua segera bangkit kembali dan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat,” kata Arief.
Sebagai gambaran, PT Blora Patra Energi merupakann BUMD milik Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan umum, migas, dan energi ini didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 15 Tahun 2019.
Sementara itu, PT Bojonegoro Bangun Sarana (sebelumnya bernama PT Bangkit Bangun Sarana) merupakan BUMD Pemkab Bojonegoro yang dibentuk melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2006.
Adapun, Pertamina EP Regional Indonesia Timur memiliki sejumlah wilayah kerja, yakni Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait, Melati), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Salawati Basin, Binaiya).