Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) menyebut keberadaan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih akan menguntungkan masyarakat dalam memperoleh kebutuhan, seperti beras hingga gas LPG dengan harga yang lebih murah.
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Fithra Faisal Hastiadi mengatakan sejumlah komoditas bahan pangan seperti beras, minyak goreng, LPG, pupuk, hingga obat-obatan akan menjadi lebih murah dengan hadirnya KopDes/Kel Merah Putih.
“Beras lebih murah, minyak goreng lebih murah, sembako lebih murah, obat-obatan lebih murah dan dekat, LPG lebih murah dan dekat, pupuk lebih murah dan dekat,” kata Fithra dalam keterangan tertulis, Senin (21/7/2025).
Fithra juga menyebut KopDes/Kel Merah Putih membuat akses masyarakat semakin lebih mudah dalam mengambil bantuan sosial (bansos). Serta, masyarakat di pedesaan juga akan semakin mudah dan lebih dekat dalam menjangkau akses perbankan.
Para penjual, lanjut dia, juga semakin diuntungkan dengan adanya KopDes/Kel Merah Putih. Sebab, mereka bisa menjual gabah dengan harga standar, begitu pula dengan sembako.
Terlebih, KopDes/Kel Merah Putih diharapkan bisa memotong rantai pasok yang panjang. Ini artinya, beras bisa langsung didistribusikan dari Perum Bulog. Begitu pula dengan pendistribusian minyak goreng yang langsung dari pabrik.
Baca Juga
“Sembako langsung dari petani, peternak dan nelayan setempat, obat-obatan langsung dari Biofarma, LPG langsung dari Pertamina, pupuk langsung dari PT Pupuk Indonesia, bantuan sosial langsung dari Kementerian Sosial,” tuturnya.
PCO menilai KopDes/Kel Merah Putih bisa membuat roda ekonomi di desa berputar. Salah satu alasannya adalah model bisnis utama penyalur langsung produk berkualitas dari BUMN dengan minim risiko.
Selain itu, lanjut dia, koperasi ini juga bisa membuka lapangan kerja baru dan wirausaha baru di desa, termasuk peluang offtake produk baru di desa dan mendorong penguatan digitalisasi di desa.
Di samping itu, akan muncul peluang optimalisasi aset negara yang sebelumnya kurang termanfaatkan di desa. Serta, adanya pemanfaatan lebih optimal dana desa, sehingga lebih banyak uang berputar di desa.
Dengan begitu, masyarakat di pedesaan bisa mendapatkan kemudahan mulai dari sembako, alat pertanian, apotek, klinik kesehatan, hingga virtual bank dan kredit mikro sehingga menciptakan kemandirian desa.
Menurutnya, dengan terciptanya kemandirian desa maka setidaknya akan ada pembelian hasil pertanian dan gudang cadangan pangan desa. Bahkan, sambung dia, KopDes/Kel Merah Putih juga bisa mendukung kemandirian energi desa.
“[Misalnya] satu desa, 1 megawatt listrik surya, [kemudian] motor, mobil, dan truk operasional listrik, dan memastikan elektrifikasi setiap desa,” tuturnya.
Bahkan, dia menyebut Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga mendapatkan keuntungan dari adanya KopDes/Kel Merah Putih. Pasalnya, bank Himbara bisa membuka cabang virtual lebih dekat dengan nasabah. Bank pelat merah juga bisa menjadi model bisnis utama KopDes/Kel Merah Putih sebagai penyalur langsung minim risiko.
Fithra menambahkan, bank BUMN juga mendapatkan jaminan gagal bayar pinjaman dari dana desa dan mendapat data aktual putaran ekonomi di setiap desa.
Lebih lanjut, Fithra menyebut koperasi telah terbukti berhasil di beberapa negara, seperti di Inggris, Belanda, hingga Jerman. Di Inggris, misalnya, Fithra menuturkan bahwa dari 1844 dengan modernisasi di 2001 telah terdapat ribuan gerai dan 4 juta anggota
Selain itu, koperasi di Belanda dari 1890-an telah menghadirkan ratusan gerai dan 2 juta anggota. Serta, koperasi di Jerman telah memiliki ratusan gerai dan 20 juta anggota sejak 1870-an.