Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas: Penerimaan Negara dari Sektor Hulu Migas Tembus Rp95,91 Triliun per Semester I/2025

Penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai Rp95,91 triliun pada semester I/2025, setara 45,1% dari target. Harga minyak rendah mempengaruhi capaian ini.
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ringkasan Berita
  • Realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai Rp95,91 triliun pada semester I/2025, setara 45,1% dari target tahunan.
  • Harga minyak yang lebih rendah dari asumsi APBN menyebabkan penerimaan belum mencapai setengah dari target, meskipun produksi sesuai target.
  • Realisasi lifting minyak dan gas masing-masing mencapai 95,5% dan 97,4% dari target APBN, dengan total lifting migas mencapai 96,7% dari target.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — SKK Migas mencatat realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas nasional mencapai sebesar US$5,88 miliar atau setara Rp95,9 triliun (asumsi kurs Rp16.311 per dolar AS) pada semester I/2025.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengemukakan capaian ini setara dengan 45,1% dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar US$13,03 miliar. Sementara itu, outlook penerimaan negara dari sektor hulu migas diperkirakan mencapai US$10,83 miliar atau sekitar 83,1% dari target pada akhir 2025.

"Realisasi sampai dengan JuniUS$ 5,88 miliar atau 45,1%, outlook-nya US$ 10,83 atau 83,1%," kata Djoko dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Dia pun mengakui realisasi penerimaan negara hingga Juni memang belum mencapai setengah dari target. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran harga minyak dalam APBN dipatok US$82 per barel. Sedangkan, realisasi rata-rata harga minyak sepanjang paruh pertama 2025 masih di bawah US$70 per barel.

"Ini karena harga minyak di dalam APBN itu [diasumsikan] US$82 per barel, tetapi realisasinya rata-rata di bawah US$70 atau US$69 per barel. Ini otomatis karena harga minyaknya yang rendah meskipun produksi kita bisa mencapai target," ucapnya.

Adapun untuk realisasi investasi hulu migas per Juni 2025 tercatat mencapai US$7,19 miliar. Jumlah tersebut merefleksikan 43,6% dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar US$16,5 miliar.

"Outlook-nya mudah-mudahan bisa tercapai sesuai dengan target 2025 atau bahkan lebih bisa mencapai US$16,9 miliar kalau tidak delay proyek-proyek kita," ucap Djoko.

Lebih lanjut, SKK Migas juga mencatat realisasi lifting minyak mencapai 578.000 barel per hari (bopd) per semester I/2025. Realisasi tersebut baru mencapai 95,5% dari target lifting minyak dalam APBN tahun ini yang sebesar 605.000 bopd.

Djoko menyebut realisasi lifting minyak sebesar 578.000 bopd itu telah melampaui realisasi pada periode yang sama tahun lalu, yakni 576.100 bopd.

"Alhamdulillah realisasinya saat ini kalau year on year sudah melebihi tahun lalu. Tetapi untuk target terhadap APBN masih 95,5%. Kami berencana berupaya sekuat tenaga nanti di Desember-nya bisa 100% atau mencapai target 605.000 bopd," ucapnya.

Sementara itu, realisasi salur gas mencapai 5.483 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Realisasi salur gas itu baru mencapai 97,4% dari target yang tertuang dalam APBN 2025 sebesar 5.628 MMscfd.

Dari data lifting minyak dan salur gas di atas, realisasi lifting migas mencapai 1.557,1 ribu barel setara minyak per hari (mboepd) per semester I/2025. Realisasi lifting pada paruh pertama tahun ini baru mencapai 96,7% dari target APBN 2025 yang dipatok 1.610 mboepd.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro