Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AI Jadi Prioritas Strategis, Trump Luncurkan Rencana Aksi Nasional

Trump meluncurkan AI Action Plan untuk memimpin dunia dalam AI dengan deregulasi, promosi ekspor, dan fokus pada infrastruktur serta keamanan energi.
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan (AI) di AS, melalui pelonggaran regulasi dan ekspansi pasokan energi bagi pusat data.

"Mulai hari ini, menjadi kebijakan resmi Amerika Serikat untuk melakukan apa pun demi memimpin dunia dalam kecerdasan buatan," ujar Trump dikutip dari Bloomberg pada Kamis (24/7/2025) dalam sebuah acara AI yang diselenggarakan oleh All-In Podcast bersama Hill and Valley Forum, konsorsium pemimpin teknologi dan legislator.

Perintah eksekutif yang diteken Trump mencakup kebijakan mengenai pasokan energi dan perizinan untuk infrastruktur AI, promosi ekspor teknologi AI, serta mandat agar model bahasa besar (large language models) yang dibeli pemerintah bersifat netral dan bebas bias ideologis.

“Amerika adalah negara yang memulai perlombaan AI, dan sebagai Presiden AS, saya menyatakan bahwa Amerika akan memenangkannya,” tambah Trump.

Rencana yang dinamai AI Action Plan tersebut menyerukan reformasi proses perizinan dan penyederhanaan standar lingkungan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur AI. Rencana tersebut juga mengusulkan pemotongan dana federal bagi negara bagian yang dianggap memberlakukan regulasi berlebihan terhadap teknologi baru ini.

Rencana besar ini bertujuan menjadikan teknologi Amerika sebagai fondasi AI global sekaligus melindungi dari ancaman keamanan, khususnya dari China.

Trump telah memerintahkan penyusunan rencana ini tak lama setelah kembali menjabat pada Januari lalu, menjadikannya arahan kebijakan paling ambisius pemerintahannya terhadap teknologi yang diperkirakan akan merevolusi perekonomian global.

“Persaingan ini akan menjadi ujian kemampuan kita, mungkin yang paling berat sejak dimulainya era luar angkasa. Kita harus mengerahkan semua kekuatan dan kreativitas khas Amerika untuk menang," kata Trump

Blueprint ini juga menandai realisasi janji kampanye Trump untuk menjadikan AS pemimpin AI dunia, sekaligus mencabut pendekatan regulasi ketat yang diterapkan Presiden Joe Biden sebelumnya. 

Trump secara resmi mencabut perintah tahun 2023 dari Biden yang mewajibkan uji keamanan ketat dan pelaporan transparansi dari pengembang AI besar. Sebagai gantinya, Trump memberikan tenggat enam bulan bagi penasihat AI Gedung Putih, David Sacks, untuk merumuskan kebijakan baru.

David Sacks—seorang investor ventura yang kini menjadi tokoh kunci dalam kebijakan teknologi pemerintahan—bekerja sama dengan penasihat senior AI Sriram Krishnan dan Kepala Kebijakan Teknologi Michael Kratsios dalam menyusun panduan ini melalui konsultasi intensif dengan pelaku industri.

Fokus Deregulasi

Dalam panduan tersebut, pemerintah federal akan meminta masukan dari pelaku usaha dan publik terkait aturan yang dianggap menghambat adopsi AI, dengan tujuan menghapus atau merevisi regulasi tersebut. 

Kantor Anggaran Gedung Putih juga akan bekerja sama dengan lembaga federal yang mengatur pendanaan terkait AI untuk mempertimbangkan pembatasan dana ke negara bagian dengan regulasi yang dianggap menghambat efektivitas anggaran tersebut.

“Kita butuh satu standar nasional yang masuk akal, bukan 50 aturan berbeda dari tiap negara bagian. Kita perlu satu standar federal yang mengungguli semua,” tegas Trump.

Pemerintah federal juga diminta hanya melakukan kontrak dengan pengembang AI yang modelnya dinyatakan bebas dari bias ideologis dari atas. Selain itu, kata-kata terkait misinformasi, keragaman dan kesetaraan, serta perubahan iklim akan dihapus dari kerangka manajemen risiko.

Menyadari potensi disrupsi AI terhadap pasar tenaga kerja, Gedung Putih juga meminta Departemen Pendidikan dan Tenaga Kerja untuk memprioritaskan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja AS. 

Pemerintah AS juga mendorong investasi pada riset teoretis, komputasi, dan eksperimen, meskipun pendanaan untuk universitas riset terkemuka telah dipangkas.

Trump juga menyerukan pendekatan “berakal sehat” terhadap isu pelanggaran hak cipta oleh model AI. Menurutnya, seperti halnya manusia memperoleh pengetahuan saat membaca buku atau artikel, model AI juga tidak perlu dianggap melanggar hak cipta hanya karena menyerap informasi dari konten tersebut.

Bersaing dengan China

AI Action Plan juga memuat strategi untuk menyaingi perkembangan AI di China, termasuk penguatan kontrol ekspor dan penambahan fitur verifikasi lokasi pada chip AI canggih. 

Pemerintah akan membentuk satuan tugas baru di bawah Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan komunitas intelijen untuk memantau ekspor chip dan perkembangan AI global.

Rencana tersebut mencakup pengumpulan proposal dari industri untuk paket ekspor AI terintegrasi (full-stack), yang memungkinkan negara sekutu membeli perangkat keras, perangkat lunak, model, dan aplikasi sekaligus. 

Kesepakatan yang disetujui akan difasilitasi oleh lembaga seperti US Trade and Development Agency, Export-Import Bank, dan US International Development Finance Corporation.

Panduan ini dirilis lebih dari seminggu setelah pemerintahan Trump melonggarkan pembatasan ekspor chip AI yang diberlakukan pada April, yang semula melarang Nvidia Corp. dan AMD menjual chip tertentu ke pelanggan di China. 

Kebijakan tersebut direvisi sebagai bagian dari kesepakatan dagang dengan Beijing, yang juga mencakup dimulainya kembali ekspor logam tanah jarang dari China ke AS.

Sacks dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick membela langkah tersebut dengan menyatakan bahwa melanjutkan ekspor chip Nvidia H20 akan memperkuat daya saing AS di pasar global dan menahan laju dominasi Huawei Technologies dari China.

Komponen Energi

Trump dan pejabatnya juga menekankan pentingnya pasokan energi yang memadai untuk menjalankan pusat data AI yang sangat boros listrik. Dalam pandangan mereka, kecukupan listrik kini menjadi isu keamanan nasional yang krusial untuk menjaga keunggulan Amerika dalam perlombaan AI global.

Rencana tersebut merekomendasikan stabilisasi jaringan listrik nasional dan peningkatan sistem transmisi energi. Dokumen itu juga mengusulkan percepatan interkoneksi sumber energi andal seperti pembangkit nuklir dan panas bumi untuk menghadapi lonjakan permintaan.

Trump mengatakan, pihaknya akan mengerahkan semua sumber energi—termasuk gas alam, minyak, dan batu bara. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro