Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Sentil Konglomerasi & Neoliberalisme, Ingatkan Pasal 33 UUD 45

Prabowo Subianto melayangkan kritik keras soal konglomerasi dan neoliberalisme, ingatkan pasal 33 UUD 1945 untuk kesejahteraan rakyat.
Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam acara puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.
Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam acara puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto mengingatkan pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia atau UUD 1945 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial. Hal itu disampaikannya pada saat menghadiri Hari Lahir (Harlah) ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu (23/7/2025) malam.

Awalnya, Prabowo menyampaikan bahwa tujuan negara adalah memastikan keamanan dan kesejahteraan rakyatnya. Hal itu, terangnya, sama pentingnya dengan menjaga demokrasi.

Prabowo lalu menyoroti pasal 33 UUD 1945 yang sebelumnya sempat disampaikan oleh Ketua Dewan Syuro PKB, yang juga Wakil Presiden ke-13 RI Maruf Amin. Pada intinya, pasal 33 UUD 1945 ayat (1) mengatur bahwa: 

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan."

"Kekeluargaan bukan asas konglomerasi. Asas keluarga, asas kekeluargaan ya seluruh bangsa Indonesia kita harus diperlakukan sebagai keluarga," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (24/7/2025).

Asas perekonomian Indonesia pada dasar negara itu pun dinilai Prabowo bertentangan dengan sejumlah mazhab ekonomi, terutama neoliberal. Dia menyinggung bahwa mazhab ekonomi yang menekankan nilai pasar atau perdagangan bebas itu hanya akan memperkaya segelintir orang.

Prabowo pun turut mengkritik teori trickle-down economics atau ekonomi menetes ke bawah, yang dinilainya tidak akan berdampak secara cepat ke kesejahteraan masyarakat.

"Tapi kenyataannya menetesnya lama banget, menetesnya 200 tahun. Udah mati kita semua itu. Jadi itu enggak benar, ndak benar, tidak akan netes ke bawah, bagaimana saudara merasa menetes ke bawah? Setetes pun nggak ya?," ujarnya sambil disambut respons meriah para peserta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro