Bisnis.com, JAKARTA — Hasil survei Mandiri Spending Index menunjukkan bahwa aktivitas belanja masyarakat pada momen libur sekolah 2025 lakukan masih tinggi tetapi terbatas. Seiring daya beli masyarakat yang turun, konsumen tetap belanja dengan ‘makan tabungan’ alias mantab.
Office of Chief Economist (OCE) Bank Mandiri mencatat belanja yang masyarakat lakukan pada momen libur sekolah 2025—terhitung dari pekan ketiga Juni hingga pekan ketiga Juli—rata-rata tumbuh 9%.
“Lebih rendah dari 2024 [tumbuh 11%], seiring menurunnya daya beli masyarakat,” tulis OCE Bank Mandiri dalam unggahan Instagram @oce_mandiri, dikutip pada Senin (28/7/2025).
Indeks nilai belanja pada libur sekolah mencapai puncaknya di level 119,6 pada pekan keempat libur sekolah. Padahal membandingkan dengan periode 2024, indeks belanja menyentuh 121,7.
Peningkatan yang terbatas itu pun terjadi sejalan dengan kapasitas keuangan masyarakat yang juga semakin terbatas. Di mana tingkat belanja menunjukkan kenaikan ke angka 108,9, sementara indeks tabungan justru terjun ke level 96,6, lebih rendah dari masa pralibur sekolah.
Berbeda dengan 2024 lalu, indeks belanja melesat ke level 111,1. Namun, indeks tabungan tetap berada di level 100,1.
Baca Juga
Meski demikian, pengeluaran pendidikan ada tahun ajaran baru 2025 dilakukan lebih awal dibanding tahun lalu. Sehingga, tingkat kenaikan pengeluaran pendidikan lebih tinggi pada tahun ini yang mencapai 248,8 dari 218 pada tahun lalu.
Adapun, belanja yang masih tumbuh tersebut terpantau mengalami peningkatan lebih tinggi di luar Jawa. Utamanya di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sumatra yang masing-masing tumbuh 10,5%, 10,3%, dan 8,9% dari tahun sebelumnya yang tumbuh 7,1%, 8,4% dan 8,1%.
Berbeda dengan di wilayah Sulawesi yang justru menurun pada tahun ini dari 14,6% (2024) menjadi 14,1%. Begitu pula di wilayah Jawa serta Maluku dan Papua yang hanya tumbuh 8,4% dan 8,1% atau jauh lebih rendah dari tahun lalu yang tumbuh double digit.
Bahkan, belanja tumbuh lebih tinggi di daerah wisata yang lebih jauh dari Jakarta dan sekitarnya. Misalnya, belanja yang dilakukan di wilayah Bali dan Yogyakarta masing-masing meningkat dari 106,6 menjadi 115,2 dan dari 127,5 menjadi 129,1.
Sementara belanja yang dilakukan di daerah sekitar Bandung dan Bogor jauh lebih rendah. Pada 2024, belanja libur sekolah di wilayah Bandung dan sekitarnya mencapai 116,1, tetapi menurun ke 87,8 pada tahun ini. Serupa, masyarakat yang berbelanja di Bogor dan sekitarnya turun dengan indeks 81,7 dari 120,1 pada tahun lalu.
“Hal ini mengindikasikan mobilitas dan belanja libur sekolah 2025 lebih banyak dilakukan kelompok menengah atas,” tulis OCE.
Sementara itu, alokasi untuk belanja yang bersifat hiburan seperti leisures dan dining-out meningkat, berbeda dari pola tahun sebelumnya ketika peningkatan terjadi pada belanja barang esensial dan durable goods.
OCE menilai bahwa pola ini memperkuat indikasi tren doom spending, yakni perilaku konsumsi impulsif yang didorong oleh tekanan finansial atau psikologis.
Untuk diketahui, pada periode libur sekolah ini pemerintah telah memberikan dorongan daya beli dengan sejumlah stimulus. Sebut saja diskon tarif tol, diskon tiket pesawat, dan angkutan laut.