Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan di AS, Airlangga Klarifikasi 17 Kilang Minyak Bakal Dibangun di RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pembangunan 17 kilang minyak modular baru akan dilakukan di Indonesia.
Pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) beraktivitas di kawasan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) beraktivitas di kawasan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA —  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pembangunan 17 kilang minyak modular baru akan dilakukan di Indonesia.

Dengan begitu, dia membantah pembangunan 17 kilang itu akan dibangun di Amerika Serikat (AS). Adapun, rencana ini sebagai bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS yang membuahkan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%.

Airlangga mengatakan, sebanyak 17 kilang itu akan berskala kecil atau small refinery. Menurutnya, proyek kilang ini juga merupakan bagian dari strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi BBM nasional secara merata dan efisien.

"Kita tidak membangun refinery di Amerika Serikat, tapi membangun refinery di Indonesia. Tujuh belas unit refinery di Indonesia sifatnya small refinery, Pak Presiden mengarahkan kebutuhan itu dipecah tidak di satu lokasi karena logistiknya akan lebih murah, lebih mudah dan lebih efisien," jelas Airlangga dalam acara  Daily Round Table Talk yang disiarkan secara daring dikutip Selasa (29/7/2025).

Dia menuturkan, pembangunan 17 kilang ini akan mengandalkan skema engineering, procurement, and construction (EPC) dari AS. Dengan begitu, peralatan dan teknologi kilang dibeli dari AS, tetapi seluruh pembangunan fisik dilakukan di Indonesia.

Menurut Airlangga, dengan dibangunnya 17 kilang minyak baru, pemerintah berharap kapasitas produksi BBM domestik bisa meningkat signifikan. Dia juga memperkirakan bahwa proyek ini dapat menyerap investasi besar dan menciptakan lapangan kerja bagi tenaga lokal.

“Kalau kita mau swasembada energi, maka produk refinery atau BBM itu harus kita produksi sendiri,” katanya.

Sebelumnya, Danantara dikabarkan akan berinvestasi pembangunan 17 kilang modular di AS yang menjadi salah satu paket negosiasi tarif dagang Presiden AS Donald Trump. 

Danantara disebut berencana menandatangani kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai US$8 miliar atau setara Rp130,37 triliun (asumsi kurs Rp16.296 per US$) dengan perusahaan rekayasa AS, KBR Inc.

Menanggapi hal itu, CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan bahwa pihaknya masih mengevaluasi rencana investasi di Negeri Paman Sam. Menurutnya, Danantara masih akan fokus pada investasi di dalam negeri.

"Kami evaluasi semua potensi investasi. Kami kan fokusnya di Indonesia dulu ya. Kami bilangnya 80% fokus di Indonesia, 20% di luar Indonesia," ucap Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Pria yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi itu menyebut, Danantara juga melihat peluang investasi di negara lain. Artinya, tak hanya di AS saja.

Investasi, kata Rosan, harus memenuhi beberapa syarat, yakni transfer teknologi, penciptaan lapangan pekerjaan, hingga imbal hasil sesuai benchmark.

"Kami lihat semua tak hanya di AS, tapi di negara lain. Yang penting bagaimana kami investasi itu ada transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerjanya. Pentingnya lagi adalah return-nya kita bikin di atas cost of capital. Kami lihat semuanya," tutur Rosan.

Di sisi lain, pemerintah juga berencana membangun kilang berkapasitas 1 juta barel yang terbagi di 18 lokasi.

Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru saja menyerahkan dokumen pra studi kelayakan (pra feasibility study/FS) 18 proyek hilirisasi prioritas kepada Danantara. 

Dalam daftar 18 proyek tersebut, terdapat rencana pembangunan kilang minyak di 18 lokasi dengan investasi senilai Rp160 triliun dan fasilitas penyimpanan minyak di 18 lokasi dengan investasi senilai Rp72 triliun. 

Proyek kilang itu diproyeksi bisa membuka lapangan kerja baru untuk 50.960 orang. Adapun, 18 lokasi pembangunan kilang itu ialah Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, dan Semarang.

Lalu, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, serta Fakfak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro