Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Alat Kesehatan Lokal Terancam Stagnan, Ini Biang Keroknya

Pertumbuhan ekosistem alat kesehatan Indonesia terancam stagnan akibat polemik sistematis, tekanan geopolitik, dan tantangan pengadaan serta harga jual.
Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) Randy H. Teguh saat memberikan sambutan dalam agenda Rapimnas Hipelki 2025, Selasa (29/7/2025)./Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa
Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) Randy H. Teguh saat memberikan sambutan dalam agenda Rapimnas Hipelki 2025, Selasa (29/7/2025)./Bisnis-Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) tengah mencermati potensi stagnasi dalam perkembangan ekosistem alat kesehatan (alkes) nasional. Musababnya, terdapat polemik sistematis dari hulu ke hilir hingga tekanan eksternal. 

Ketua Umum Hipelki Randy H. Teguh mengatakan, pihaknya terus berupaya menjadi katalisator bagi pembangunan ekosistem alkes Indonesia, tetapi kemajuan yang dicapai tidak seperti yang diharapkan.

"Kita masih memiliki banyak kekurangan di dalam pembangunan ekosistem alkes karena ekosistem hilir, produsen dan distributor, mengalami berbagai guncangan," kata Randy dalam agenda Rapimnas Hipelki 2025, Selasa (29/7/2025). 

Di satu sisi, Randy memahami tekanan kondisi geopolitik dan target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% telah menghabiskan banyak energi dan sumber daya pemerintah. 

Menurut dia, pemerintah dalam kondisi ini sering kali berada dalam posisi terjepit. Apalagi saat ini terjadi badai ekonomi dan geopolitik sehingga harus memilih prioritas antara ketahanan kesehatan dengan faktor lain yang juga penting seperti pertumbuhan ekonomi.

“Sehingga hampir tidak ada yang tersisa untuk difokuskan kepada pembangunan ketahanan kesehatan, meskipun kegiatan layanan kesehatan rutin seperti pemeriksaan kesehatan gratis masih tetap mendapatkan prioritas,” ujarnya. 

Dia pun menyebutkan sejumlah tantangan besar yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekosistem alat kesehatan saat ini. Pertama, terkait dengan sistem pengadaan terpusat yang tidak memberikan kesempatan kepada distributor daerah untuk berperan. 

Kedua, tekanan pada harga jual alkes yang menyebabkan produsen dan distributor tidak memiliki margin yang memadai. Alhasil, pengusaha tidak mampu memberikan nilai tambah dengan membawa teknologi terkini, serta sistem pembayaran yang tersendat-sendat.

Ketiga, dia menyebut, ada banyak distributor yang sudah tidak dapat menarik pembayaran atas produk yang dijual pada 2024 dan tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, rumah sakit disebut harus melakukan diaudit terlebih dahulu sebelum dapat membayar. 

“Akibatnya, distributor kehabisan modal dan tidak dapat membayar atau membeli dari produsen. Tentu saja hal ini menyebabkan tersendatnya pergerakan rantai pasok alkes dan pada akhirnya menyebabkan matinya seluruh ekosistem alkes,” tuturnya.

Lebih lanjut, Randy memaparkan bahwa masalah kritis pada ekosistem hilir tersebut telah memengaruhi pergerakan di bagian-bagian ekosistem lainnya. 

Sementara itu, di sisi hulu, peneliti tidak mendapat insentif untuk mengembangkan penelitiannya dalam bidang alkes, produsen komponen, dan bahan baku kesulitan untuk mencapai nilai kelayakan minimum untuk berproduksi. 

Tak hanya itu, ekosistem pendukung seperti laboratorium juga tidak mendapat stimulus untuk mengembangkan layanannya dan investor dalam dan luar negeri tidak berminat untuk berinvestasi dalam bidang industri alkes.

“Perlu kita ingat bahwa kegagalan pembangunan ekosistem alkes tidak hanya berpengaruh kepada ketahanan kesehatan, tetapi juga kepada pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro