Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat produksi alat berat sebanyak 4.460 unit pada semester I/2025. Angka tersebut naik 33,65% (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu 3.337 unit.
Dalam laporan terbaru Hinabi, permintaan tertinggi masih didominasi oleh hydraulic excavator sebanyak 3.709 unit, bulldozer 3.885 unit, dan dump truck 358 unit.
Ketua Umum Hinabi Widayat Raharjo mengatakan kenaikan produksi secara tahunan ini sejalan dengan permintaan alat berat sektor agrikultur yang mengalami peningkatan sejak akhir semester lalu.
"First semester tahun 2025 masih imbas dari tahun lalu di mana permintaan tahun lalu sangat tinggi dan berlanjut tahun ini kuartal II/2025," kata Widayat kepada Bisnis.com, dikutip Minggu (10/8/2025).
Terjadi pergeseran tren permintaan dari sektor pertambangan ke arah agrikultur. Adapun, pangsa pasar agrikultur saat ini 40%, kehutanan 45%, konstruksi 10%, dan pertambangan 5%.
Penurunan permintaan dari sektor pertambangan disebut terimbas harga komoditas batu bara yang mengalami penurunan. Dia pun memproyeksi tren permintaan ke depan masih akan turun untuk sektor ini.
Baca Juga
"Sangat berpengaruh, ini bisa dilihat harga batu bara drop berimbas ke demand mining big drop," jelasnya.
Sejak 2022, produksi alat berat nasional mengalami tren penurunan secara tahunan setelah mencapai rekor produksi di angka 8.826 unit di tahun tersebut.
Pada 2023, produksi turun ke angka 8.066 unit dan turun menjadi 7.022 unitt pada 2024. Kendati demikian, pihaknya masih optimistis tahun ini produksi akan kembali normal.
"Tahun ini yang menarik adalah food estate, kami dari Hinabi berupaya bagaimana Hinabi dapat berkontribusi dengan maksimal di sektor tersebut," tuturnya.
Namun, Widayat masih menemukan tantangan yakni dalam hal pengembangan kualitas produk yang andal dan berdaya saing tinggi agar memenuhi kebutuhan pasar.