Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Apartemen Masih Loyo Semester I/2025 Meski Ada PPN DTP

Pasar apartemen di Jakarta stagnan pada Semester I/2025 meski ada insentif PPN DTP, dengan penjualan hanya 150 unit, jauh di bawah rata-rata 10 tahun terakhir.
Ilustrasi properti transit oriented development (TOD) yang dikembangkan oleh PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP)./JIBI-Himawan L Nugraha
Ilustrasi properti transit oriented development (TOD) yang dikembangkan oleh PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP)./JIBI-Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Penjualan apartemen di Jakarta stagnan pada Semester I/2025 meskipun ada insentif PPN DTP 100% dari pemerintah.
  • Jumlah penjualan apartemen hanya mencapai 150 unit, jauh di bawah rata-rata 3.560 unit dalam 10 tahun terakhir.
  • Pasar apartemen didominasi oleh kelas menengah bawah dengan 49% pembelian, sementara tidak ada peluncuran apartemen baru di Jakarta tahun ini.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkap penjualan hunian vertikal yakni apartemen dan kondominium masih dihadapkan pada tantangan sepanjang Semester I/2025.

Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim menuturkan bahwa pasar apartemen dan kondominium masih stagnan meskipun pemerintah telah menggulirkan insentif bebas PPN atau PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100%.

"Sektor apartemen atau kondominium, di sini juga kita bisa lihat memang kalau secara aktivitas pasar memang terpantau cukup flat dari sisi sales rate memang dari semua produk yang ditawarkan di Jakarta kita bisa lihat tingkat penjualannya kurang lebih stagnan," jelasnya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Kamis (14/8/2025).

Bahkan, Yunus menjelaskan bahwa penjualan apartemen sepanjang Semester I/2025 di Jakarta yang tercatat oleh JLL Indonesia hanya ada di angka 150 unit.

Posisinya jauh menurun dibandingkan dengan rata-rata penjualan unit apartemen dalam kurun waktu 10 tahun belakangan yang ada di angka 3.560 unit.

"Property boom year kita kan di 2012, 2013, dan 2014. Di 2015 sudah mulai turun, kemudian turun lagi ke 2020 itu penjualannya kurang lebih hanya 1.000 unit per tahun di Semester I/2025 yang kita catat hanya ada penjualan 150 unit," tambahnya.

Akibat lemahnya daya serap pasar tersebut, Yunus menyebut sepanjang tahun ini dipastikan tidak akan ada peluncuran apartemen baru di Jakarta.

Padahal, rata-rata suplai apartemen baru selama sepuluh tahun belakangan umumnya ada di angka 4.100 unit per tahun.

Dari sisi pasar, saat ini pasar kelas menengah bawah masih mendominasi pembelian apartemen di angka 49%. Di mana, segmen ini tengah berhati-hati dalam melakukan ekspansi di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, kelas menengah persentasenya mencapai 44% dan kelas menengah atas Ada di angka 7%.

"Kalau kita lihat lagi lebih dalam, ada beberapa apartemen khususnya di kelas menengah atas yang masih bisa menaikkan harga mereka. Ini bisa dilakukan memang dalam posisi mereka sudah akan menuju optimalisasi pembangunan atau memang dia juga mendapatkan demand yang cukup baik dari pasar," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro