Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap subsidi energi menjadi salah satu anggaran terbesar dalam ketahanan energi tahun depan. Adapun, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi mencapai Rp210,1 triliun pada 2026.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran total ketahanan energi yakni sebesar Rp402,4 triliun, yang mencakup subsidi energi, insentif perpajakan, infrastruktur energi, dan dukungan lainnya untuk kedaulatan energi.
"Untuk anggaran ketahanan energi ini cukup besar Rp402,4 triliun. Sebagian yang cukup besar adalah untuk subsidi energi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, Jumat (15/8/2025).
Dalam buku Nota Keuangan dan RAPBN 2026, subsidi energi terdiri atas subsidi jenis BBM tertentu dan LPG 3 kg, serta subsidi listrik. Adapun, pada 2021-2024, realisasi subsidi energi mengalami perkembangan yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat.
Pada 2021, anggaran subsidi energi tercatat Rp140 triliun, sementara pada 2024 tembus Rp177 triliun. Adapun, outlook tahun anggaran 2025, subsidi energi diperkirakan meningkat Rp183,8 triliun.
Secara terperinci, realisasi subsidi jenis BBM tertentu dan LPG 3 kg selama 2021-2024 mengalami peningkatan dari Rp83 triliun pada 2021 menjadi Rp101 triliun pada 2024. Dalam outlook TA 2025, realisasi subsidi BBM dan LPG 3 kg diproyeksi Rp94,79 triliun.
Baca Juga
Dari segi volume penyaluran BBM bersubsdi selama periode 2021-2025, perkembangan realisasi volume penyaluran jenis BBM minyak solar cenderung mengalami kenaikan.
Pada 2021, realisasi volume penyaluran jenis BBM tertentu minyak solar mencapai 15,4 juta kiloliter, meningkat menjadi 17,6 juta kiloliter pada tahun anggaran 2024.
Kuota penyaluran jenis BBM tertentu minyak solar pada APBN tahun anggaran 2025 adalah sebanyak 18,89 juta kiloliter. Volume penyaluran jenis BBM tertentu minyak tanah relatif stabil mencapai 0,5 juta kiloliter per tahun.
Kuota penyaluran jenis BBM tertentu minyak tanah pada APBN tahun anggaran 2025 sebanyak 0,53 juta kiloliter. Selanjutnya, realisasi volume penyaluran LPG tabung 3 kg mengalami tren peningkatan dari 7,5 juta metrik ton pada tahun anggaran 2021 menjadi 8,2 juta metrik ton pada tahun anggaran 2024.
Sementara itu, kuota penyaluran LPG tabung 3 kg pada APBN tahun anggaran 2025 sebanyak 8,17 juta metrik ton.
Di sisi lain, realisasi subsidi listrik selama periode 2021-2024 mengalami peningkatan sebesar 10,2%, dari semula Rp56,6 triliun pada tahun anggaran 2021 menjadi Rp75,81 triliun pada tahun anggaran 2024. Dalam outlook tahun anggaran 2025, subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp89,07 triliun.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan asumsi dasar ekonomi makro, volume listrik bersubsidi, dan pembayaran kurang bayar subsidi tahun sebelumnya.
Secara total, subsidi energi dan kompensasi insentif mencapai Rp381,3 triliun. Adapun, anggaran untuk insentif perpajakan mencapai Rp16,7 triliun, energi baru terbarukan (EBT) Rp37,5 triliun, infrastruktur energi Rp4,5 triliun, listrik desa Rp5 triliun, dan dukungan lainnya Rp0,6 triliun.