Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan keberadaan Badan Investasi Mineral yang baru dibentuk Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, badan tersebut dibentuk untuk memperkuat pengelolaan sumber daya strategis, terutama logam tanah jarang.
“Badan Investasi Mineral yang kemarin Bapak Presiden bentuk adalah bagian dari konsentrasi pemerintah dalam menerjemahkan sumber daya alam kita, khususnya logam tanah jarang,” kata Bahlil usai menemui Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Bahlil menegaskan badan tersebut tidak berada di bawah Kementerian ESDM, melainkan langsung di bawah koordinasi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Sains-Teknologi (Mendiktisaintek).
Namun, dia melanjutkan bahwa nantinya peran Kementerian ESDM tetap penting dalam tahap awal, khususnya dalam menyerahkan konsesi tambang yang akan diprioritaskan negara.
“Enggak di bawah ESDM. Kepalanya langsung Mendiktisaintek. Tetapi tambangnya nanti kita yang akan menyerahkan tambang-tambang mana saja yang dibutuhkan negara. Karena itu untuk negara, kembali pada Pasal 33 bahwa seluruh kekayaan yang ada pada kita dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menyebut badan baru tersebut akan bekerja sama dengan perusahaan milik negara yang diberikan mandat untuk mengelola mineral strategis.
Langkah ini, kata Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu dinilai penting untuk memastikan hilirisasi dan industrialisasi berjalan sesuai kepentingan nasional.
“Karena itu presiden berpandangan bahwa harus membentuk suatu badan untuk bisa mengelola industrinya. Dan itu badan industri mineral itu dibentuk. Nanti di bawah itu nanti ada perusahaan milik negara yang akan diberikan tugas untuk mengelola mineral strategis seperti logam tanah jarang,” pungkas Bahlil.