BISNIS.COM, JAKARTA--Greenomics Indonesia mengadakan pertemuan dengan Representatif Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN guna menyampaikan rencana Gubernur Aceh yang ingin menebang hutan lindung hingga 55.000 hektare, yang bertentangan dengan komitmen jangka panjang Uni Eropa untuk melindungi hutan Aceh.
“Karena Uni Eropa sudah berkomitmen untuk mendukung perlindungan hutan Aceh dalam jangka panjang, maka sangat relevan bagi kami untuk menyampaikan rencana Gubernur Aceh yang berencana ingin menebang hutan lindung tersebut", jelas Elfian Effendi, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia di Jakarta, Kamis (8/3/2013).
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Elfian, Representatif Delegasi Uni Eropa menginformasikan bahwa Uni Eropa tetap berkomitmen untuk mendukung perlindungan hutan di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara dalam jangka panjang.
“Representatif Delegasi Uni Eropa juga mengkonfirmasi kepada kami tentang kepeduliannya untuk melihat Aceh damai secara berkelanjutan serta menyepakati masih terdapat alternatif lain yang tersedia untuk pembangunan di Aceh selain menebang hutan lindung," urai Elfian.
Elfian menjelaskan, Representatif Delegasi Uni Eropa juga menginformasikan bahwa Uni Eropa tidak berada dalam posisi melakukan intervensi, tetapi Uni Eropa percaya Pemerintah Indonesia akan memperhatikan dan memberikan kepedulian terbaiknya untuk melindungi hutan Aceh.
Greenomics memuji respon Representatif Delegasi Uni Eropa tersebut. "Respon Uni Eropa sangat konsisten dengan komitmen jangka panjangnya untuk perlindungan hutan Aceh", ujar Elfian.
Greenomics terus berupaya agar hutan lindung Aceh tidak menjadi target penebangan seperti yang diusulkan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
“Konsistensi Uni Eropa terhadap perlindungan hutan Aceh ini tentu menjadi pendorong positif bagi kami untuk terus berupaya agar hutan lindung Aceh terbebas dari target penebangan lewat modus operandi perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh,” tutur Elfian. (msb)