BISNIS.COM,JAKARTA -- Pelaku industri pulp dan kertas nasional optimistis ekspor produknya akan tetap tumbuh pada tahun ini, meskipun harga kertas di dunia masih berfluktuatif akibat krisis ekonomi di Eropa.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Mardjoko menuturkan pemberlakuan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) akan meningkatkan kepercayaan para importir.
"Kami optimistis ekspor in masih tetap tumbuh. Secara nilai mungkin sulit dihitung karena harga dunia cenderung berubah-ubah," katanya, Kamis (18/4).
Data sementara SILK Online yang diperoleh Bisnis memperlihatkan nilai ekspor produk pulp dan kertas Indonesia sepanjang kuartal I/2013 mencapai US$561,97 juta, naik 2,02% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Adapun, ekspor pulp sepanjang 3 bulan pertama tahun ini tercatat senilai US$411,47 juta, naik 2,51% dibandingkan periode sama tahun lalu US$401,39 juta. Sementara itu, ekspor produk kertas pada periode tersebut naik tipis 0,69% dari US$149,46 juta pada kuartal I/2012 menjadi US$140,59 juta.
"Ini saja sudah memperlihatkan tren kenaikan, mudah-mudahan akan terus berlanjut," katanya.
Misbahul Huda, Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), menuturkan industri pulp dan kertas nasional menduduki peringkat ke-9 di dunia untuk pulp dan peringkat ke-7 untuk produksi kertas sekaligus membuktikan negara ini masih mampu bersaing di level global.
Dia mengungkapkan peluang untuk menggenjot pertumbuhan industri pulp dan kertas masih terbuka lebar karena saat ini penggunaan hutan tanaman industri seluas 10 juta hektare baru mencapai sekitar 4 juta hektare.
"Peluangnya masih tinggi. Apalagi pertumbuhan hutan di Indonesia empat kali lebih cepa dibandingkam negara subtropis atau dingin," paparnya.
Dia menuturkan pemberlakuan SVLK pada Januari tahun ini akan menggenjot ekspor karena daya saing produk hutan nasional akan meningkat dibandingkan produk dari negara lain.
Agus Sarsito, Sekretaris Jendral Kementerian Kehutanan, mengatakan total dokumen V-Legal yang dikeluarkan hingga akhir kuartal I/2013 mencapai 19.531 dokumen dengan volume yang diizinkan mencapai 2,07 juta ton atau senilai US$1,41 miliar.
Dokumen V-Legal merupakan surat kelengkapan yang menyatakan bahwa produk kayu tujuan ekspor dari Indonesia telah memenuhi standar verifikasi legalitas kayu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mardjoko menambahkan sistem SVLK tersebut membuat proses pengurusan kepabeanan di negara tujuan ekspor lebih cepat dibandingkan sebelumnya sehingga eskportir dapat meningkatkan kuantitas pengiriman produk mereka.
“Kalau tanpa SVLK biasanya kepengurusannya membutuhkan waktu satu minggu hingga satu bulan, dengan adanya SVLK hanya menghabiskan waktu 1-2 hari saja. Sejauh ini, baru Indonesia yang sudah menerapkan standar SVLK di dunia,” jelas dia.
Selain itu, Misbahul mengungkapkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia juga ditandai dengan diselenggarakannya pameran Pulp & Paper Asia 2013 yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Prancis, Malaysia, Rusia, Taiwan, dan lain sebagainya.
Tahun ini, lanjutnya, pameran tersebut menargetkan transaksi mencapai Rp2 miliar dengan pengunjung lebih dari 2.000 orang dan memarkan sejumlah produk dan teknologi pengolahan hasil hutan yang efisien dan ramah lingkungan.
INDUSTRI KERTAS: Harga Masih Fluktuatif,Pebisnis Yakin Ekspor Tetap Tumbuh
BISNIS.COM,JAKARTA -- Pelaku industri pulp dan kertas nasional optimistis ekspor produknya akan tetap tumbuh pada tahun ini, meskipun harga kertas di dunia masih berfluktuatif akibat krisis ekonomi di Eropa. Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 menit yang lalu
Antisipasi Nataru, BUJT Tol Cimanggis-Cibitung Tambah Gardu Satelit
21 menit yang lalu