BISNIS.COM, JAKARTA--Pemberian bagi hasil (split) yang lebih menarik dianggap sebagai salah satu bentuk insentif yang paling mungkin untuk diberikan untuk menggairahkan kembali industri hulu minyak dan gas bumi saat ini.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan pengubahan pola split di sektor hulu migas adalah bentuk insentif yang paling mudah untuk dilakukan saat ini. Pasalnya, saat ini Indonesia masuk kedalam urutan lima besar negara yang mendapatkan bagian besar dari kegiatan hulu migas.
“Pemerintah harus mau berkorban dan menurunkan persentase bagiannya dari industri hulu migas. Ini memang tidak bagus untuk jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang sangat menguntungkan Indonesia,” katanya di sela-sela IPA Convex di Jakarta, Kamis (16/5).
Rudi mengungkapkan dengan adanya pola split yang memberikan persentase lebih besar kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), maka investor akan lebih melirik potensi migas nasional. Saat ini potensi migas nasional kurang mendapatkan perhatian dari investor karena cadangan migas nasional yang kecil harus disertai dengan aturan split yang kurang menarik.
Industri migas, lanjut Rudi, seharusnya tidak lagi dipandang sebagai sektor pendongkrak pendapatan negara. Hal itu dilakukan untuk menumbuhkan daya saing industri migas nasional dan memberikan efek berkelanjutan bagi sektor industri lainnya.
MIGAS: Bagi Hasil yang Menarik Bisa Gairahkan Industri Hulu
BISNIS.COM, JAKARTA--Pemberian bagi hasil (split) yang lebih menarik dianggap sebagai salah satu bentuk insentif yang paling mungkin untuk diberikan untuk menggairahkan kembali industri hulu minyak dan gas bumi saat ini. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu