Bisnis.com, JAKARTA—Pebisnis menyambut baik insentif fiskal yang dipersiapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 karena dinilai dapat membantu bisnis bertahan melalui perlambatan ekonomi.
Presiden Direktur PT Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto menilai langkah pemerintah yang memberikan insentif fiskal untuk korporasi adalah tepat mengingat perlambatan ekonomi global.
“Di mana-mana sudah slowdown, termasuk di India dan China. Kelihatannya, pemerintah menilai perlu ada insentif untuk perusahaan agar dapat menahan ekonomin Indonesia tidak semakin slowdown,” kata Martiono pada Senin (19/8/13) di Jakarta.
Martiono mengatakan insentif tersebut diperlukan untuk mencegah perusahaan-perusahaan melakukan penghematan dengan perampingan jumlah karyawan di tengah tertekannya kinerja keuangan.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mengatakan insentif fiskal memang diperlukan jika pemerintah ingin membangun industri barang setengah jadi untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku.
“Di samping ketersediaan teknologi, tentu insentif fiskal seperti fasilitas perpajakan dan bea masuk akan memperbaiki kelayakan suatu industri yang ingin dikembangkan,” kata Rozik dalam kesempatan yang sama.
Dalam RAPBN 2014 pemerintah ingin memperkuat industri manufaktur dengan pemotongan pajak bagi perusahaan yang melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) dan keringanan pajak bagi industri barang setengah jadi (intermediate goods).