Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan pengoperasian kilang mini liquefied petroleum gas (LPG) di Musi Banyuasin mulai akhir tahun depan.
Muhammad Hidayat, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah telah menentukan PT Hokasa sebagai pemenang lelang pengadaan, rekayasa, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC). Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan lahan dan pemesanan peralatan yang diperlukan.
“Pemenang tender harus melakukan percepatan, sehingga kilang bisa rampung sesuai target. Tahun ini, pembangunan paling tidak bisa mencapai 30% dari total tahapan pembangunannya,” katanya di Jakarta, Kamis (3/10/2013
Hidayat menuturkan pemenang lelang juga harus melakukan efisiensi dalam pembangunan kilang mini LPG dengan total investasi Rp100 miliar itu. Pasalnya, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan naiknya biaya yang harus dikeluarkan kontraktor untuk membangun kilang.
Menurutnya, kilang dengan kapasitas 17 metrik ton per hari itu dibangun untuk mendorong badan usaha, dan pemerintah daerah lain ikut membangun kilang yang sama agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apalagi, saat ini kebutuhan LPG di dalam negeri meningkat menjadi 5,6 metrik ton per tahun, dari yang sebelumnya hanya 1,2 juta metrik ton per tahun. Peningkatan tersebut ditopang oleh kebijakan konversi minyak tanah ke LPG untuk rumah tangga, sehingga diperlukan kilang LPG.
Pemerintah juga telah membebaskan lahan seluas 3,2 hektare, dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pun telah menerbitkan izin prinsip pembangunan kilang itu.
Sementara itu, pasokan gasnya akan diperoleh dari PT Medco E&P Indonesia sebanyak 2,2 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMscfd).