Bisnis.com, KARAWANG - Produsen poliester PT Asia Pacific Fibers Tbk (APF) berencana ekspansi dengan menambah kapasitas mesin dan memperluas pabrik untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri jika pemerintah segera menyetujui restrukturisasi hutang berjaminan.
Presiden Direktur Asia Pacific Fibers V. Ravi Shankar mengaku rencana ekspansi itu masih sulit terwujud lantaran perusahaan kesulitan memperoleh fasilitas modal dari bank.
Hal itu disebabkan Texmaco Group, perusahaan yang menaungi APF masih terbelit hutang Rp30 triliun, sementara APF hanya memiliki utang sekitar Rp1 triliun.
"Untuk itu kami terus meminta restrukturisasi kepada Kementerian Keuangan, dan hingga sekarang masih terus berjalan," katanya dalam media gathering, di Karawang, Senin (21/10/2013).
Dia menjelaskan, rencananya penambahan mesin dan perluasan pabrik dilakukan di Kendal Jawa Tengah seluas 26 hektare. Adapaun kapasitas pabrik di Karawang untuk produksi benang filamen saat ini adalah 420 ton/hari.
"Kami ingin tambah lagi 120 ton/hari atau peningkatan kapasitas sekitar 25%/tahun," katanya
Untuk ekspansi tersebut, setidaknya APF membutuhkan dana US$80-US$120 juta yang diperoleh dari pinjaman bank 70% dan 30% dari perusahaan.
Sebagai pemasok 23% industri tekstil dalam negeri yang terus tumbuh, seharusnya Asia Pacific Fibers menambah kapasitas agar industri tekstil nasional tidak bergantung bahan baku impor terlalu banyak.
"Kebutuhan poliester per kapita di Eropa itu 25 kg/orang/tahun, kalau di Indonesia masih 10 kg/orang/tahun. Jadi masih banyak potensi di sini, karena poliester memiliki banyak produk turunan mulai dari pakaian, gorden, dan lainnya," ujar Ravi.
Ekspansi Asia Pacific Fibers Tunggu Restrukturisasi
Produsen poliester PT Asia Pacific Fibers Tbk akan ekspansi dengan menambah kapasitas mesin dan memperluas pabrik untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu