Bisnis.com, BOGOR - Sebanyak sembilan hal pokok yang menjadi rekomendasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kepada pemerintah sebagai hasil Rapimnas 2013 di Palembang beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan segenap jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II dalam silaturahmi antara pengurus Kadin dengan pemerintah di Komplek Istana Kepresidenan Bogor, Senin (4/11/2013).
Berikut pokok-pokok keputusan Rapimnas Kadin 2013 yang diusulkan kepada presiden dan jajaran kabinetnya:
1. Menurunkan impor bahan pangan dan meningkatkan produksi dalam negeri, khususnya untuk produk pangan;
2. Pembentukan ombudsman ekonomi untuk mengawasi serta mendengarkan pengusaha yang mengalami mal administration atau kesulitan menghadapi birokrasi;
3. Meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri, khususnya untuk produk mineral, migas, dan komuditas pertanian dan perikanan.
4. Mengatasi kemacetan lalu lintas dengan menaikkan pajak yang dibebankan kepada pemilik kendaraan;
5. Memperkuat industri pengolahan dasar;
6. Memperkuat sektor usaha mikro kecil dan menengah sebagai motor pertumbuhan ekonomi di masa depan;
7. Meningkatkan peran aparat untuk menjaga iklim usaha di Indonesia;
8. Menghapus subsidi bahan bakar minyak dan mengalihkan penghematannya untuk peningkatan infrastruktur; serta
9. Meningkatkan daya saing sektor usaha transportasi dalam negeri dengan mengutamakan kepentingan nasional dan menutup peluang bagi asing.
Rekomendasi Kadin Indonesia, Ini 9 Poin untuk Presiden SBY
Sebanyak sembilan hal pokok yang menjadi rekomendasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kepada pemerintah sebagai hasil Rapimnas 2013 di Palembang beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu