Bisnis.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Asia menyediakan pinjaman untuk Indonesia sebesar US$400 juta guna mempercepat perbaikan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong laju pertumbuhan yang lebih inklusif.
“Lemahnya konektivitas transportasi dan sistem logistik telah menghambat pertumbuhan Indonesia. Hal itu menyulitkan upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan,” ujar Mr. James Nugent, Direktur Jenderal Departemen Asia Tenggara Asian Development Bank (ADB) dalam rilisnya hari ini (27/11/2013).
Dia mengatakan pinjaman itu dapat dimanfaatkan untuk mendorong reformasi kebijakan yang dapat mengurangi hambatan dan mendorong investasi di sektor infrastruktur.
Menurutnya, setelah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang pesat beberapa tahun terakhir, laju pertumbuhan mulai melambat. Selain karena kondisi ekonomi eksternal, pelambatan diakibatkan oleh kurangnya dukungan infrastruktur untuk menopang laju pertumbuhan, sebagaimana nampak pada menurunnya kondisi jalan di daerah, pelabuhan yang semakin padat, sistem logistik yang lemah, dan sistem transportasi antar pulau yang belum optimal.
"Berbagai kelemahan ini menyebabkan tingginya ongkos transportasi dan logistik, menimbulkan kesenjangan pembangunan di daerah, serta menghambat integrasi sektor manufaktur Indonesia kedalam jaringan produksi internasional".
Pinjaman ADB berbasis kebijakan (policy-based loan) mencakup tahap kedua dan bertujuan untuk memperkuat kerangka regulasi di sektor transportasi dan logistik, mendukung pertumbuhan investasi di sektor transportasi, memacu perbaikan konektivitas domestik dengan perbaikan perawatan jalan dan meningkatkan konektivitas internasional melalui efisiensi pelabuhan di Indonesia.
Tujuan lain dari program ini adalah untuk memperbaiki konektivitas ke Kawasan Timur Indonesia, sehingga dapat meningkatkan peluang ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
Pinjaman ADB dari dana ordinary capital resources ini akan didukung oleh pembiayaan tambahan (cofinancing) sebesar $300 juta dari Bank Dunia, $200 juta dari Japan International Cooperation Agency (JICA), dan $100 juta dari Agence Française de Développement (AFD).
ADB, yang berkedudukan di Manila, bertekad untuk mengentaskan kemiskinan di kawasan Asia Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan bagi lingkungan, dan terintegrasi di tingkat regional. Berdiri tahun 1966, ADB dimiliki oleh 67 negara, termasuk Indonesia. Pada 2012, bantuan ADB di kawasan ini mencapai $21,6 miliar, termasuk pembiayaan bersama sebesar $8,3 miliar.