Bisnis.com, JAKARTA — Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) optimistis terhadap fiskal Indonesia meski kondisi utang luar negeri pemerintah terus merangkak naik. Sebagai gambaran, APBN 2025 dirancang membukukan pendapatan Rp3.005,1 triliun dan belanja negara sebesar Rp3.621,3 triliun. Dengan besaran ini, maka sebesar Rp616 triliun defisit berkemungkinan akan ditambal melalui pinjaman.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tomaga menyampaikan bahwa lembaganya meyakini kemampuan Indonesia untuk membayar utang-utangnya, termasuk kepada ADB.
“Saya tidak melihat adanya kekhawatiran pada saat ini terhadap kemampuan Indonesia untuk membayar utang,” ujarnya usai ADB Year-End Press Briefing, Kamis (12/12/2024).
Menurutnya, keyakinan akan kemampuan pemerintah tersebut tidak hanya dimiliki ADB, tetapi juga negara maupun lembaga lain yang meminjamkan uangnya ke Indonesia.
Terlebih, Jiro menilai rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) relatif rendah. Di mana, tercatat per 31 Oktober 2024, posisi utang pemerintah berada di angka Rp8.560,36 triliun atau 38,66% dari PDB.
Realisasi tersebut tercatat masih jauh di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.
Baca Juga
Untuk itu, dirinya sangat percaya diri terhadap stabilitas fiskal Indonesia sekalipun dengan kondisi utang pemerintah yang semakin meningkat.
“Rasio utang terhadap PDB Indonesia sangat rendah, dan saya tidak melihat adanya kekhawatiran khusus mengenai hal itu,” lanjutnya.
Mengutip Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) November 2024, utang pemerintah terhadap ADB tercatat mengalami kenaikan pada September 2024 ke level US$11,2 miliar dari bulan sebelumnya yang senilai US$11,15 miliar.
Angka tersebut setara dengan sekitar Rp179,2 triliun dengan asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS.
Sementara posisi utang tercatat turun jika dibandingkan dengan posisi akhir 2023, kala itu utang pemerintah kepada ADB bertengger di angka US$11,27 miliar.
Berbeda dengan utang pemerintah terhadap lembaga internasional lainnya, seperti International Monetary Fund (IMF) yang meningkat pada September 2024 ke US$21,64 miliar dari US$21,5 miliar pada bulan sebelumnya.
Serupa dengan utang pemerintah ke International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), yang juga meningkat dari US$8,67 miliar pada Agustus 2024 menjadi US$8,7 miliar pada September 2024.