Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menolak kenaikan TDL yang cukup tinggi tahun depan. Pihaknya bukan lagi mengancam, tetapi memastikan bahwa harga produk akan naik hingga 50%.
“Apakah ini kebijakan untuk mematikan industri? Kalau dipaksakan, tahun depan akan ada 400.000 tenaga kerja yang akan jadi pengangguran,” ujar Ade, Kamis (18/12/2013).
Menurut Ade, kenaikan TDL tahun 2013 saja sudah memberikan dampak yang cukup besar, apalagi bila dilakukan kembali pada 2014. “Yang tahun lalu saja kami masih utang, dikasih cicil oleh PLN. Kalau ini naik lagi, bagaimana dengan utang kami beberapa tahun lagi.”
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan pemerintah harus tegas dalam mengambil kebijakan. “Saya khawatirkan ini benar pesanan importir, yang akan menggerus pasar dalam negeri. Pengaruhnya pasti PHK. Tolong pemerintah dengan jelas, ingin pencitraan atau benar-benar menolong rakyat,” katanya.
Franky yang juga menjabat sebagai Sekjen GAPMMI mengatakan bahwa kenaikan TDL akan menaikkan harga jual hingga 5%-10% produk makanan dan minuman untuk industri menengah besar. Adapun untuk sektor IKM, industri makanan dan minuman sudah tidak mampu bersaing.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto menuturkan kenaikan TDL sudah pasti membuat harga jual akan naik. Selain itu, pelaku industrielektronika ini juga akan dengan mudah memindahkan produksinya ke regional. “Lantaran di sana tidak ada gejolak seperti di sini.”
Pada sisi lain, kalangan pengusaha tersebut meminta agar pemerintah juga menaikkan TDL untuk kelompok rumah tangga. “Untuk kelompok R1 belum dinaikkan, kami harap mereka bisa dinaikkan 10%, tidak akan begitu besar. Mereka hanya menambah Rp3.000,” kata Franky