Bisnis.com, JAKARTA – Subsidi bahan bakar minyak berpotensi melambung ke kisaran Rp250 triliun atau melebihi pagu APBN Perubahan 2013 yang hanya Rp199,9 triliun akibat pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Data sementara realisasi subsidi BBM per 31 Desember 2013 yang dibayarkan ke Pertamina mencapai Rp210 triliun. Namun, angka itu belum final karena masih menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kemenkeu memperkirakan subsidi BBM bisa mencapai Rp240 triliun-Rp250 triliun akibat kenaikan mean of platts Singapore (MOPS) selain karena depresiasi rupiah.
“(Realisasi) Rp240 triliun-Rp250 triliun itu perkiraan. Bisa jadi di bawahnya, bisa jadi segitu. Tapi ketika 31 Desember, kami harus bayar dulu. Kalau menunggu audit, Pertamina kapan dibayar? Dibayar dulu Rp210 triliun, sisanya menunggu audit,” jelas Menkeu Chatib Basri, Senin (6/1/2014).
Pemerintah telah mencadangkan dana Rp20 triliun dalam APBN 2014 untuk menutup kekurangan subsidi 2013. Namun, cadangan itu pun tidak cukup jika hasil audit BPK sama dengan angka perkiraan pemerintah.
Otoritas fiskal akan membawa masalah itu ke DPR agar ada tambahan dana dalam APBN Perubahan 2014.