Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memandang realisasi investasi 2013 Rp398,6 triliun cukup mencengangkan.
Pasalnya, untuk pertama kali 63% dari pencapaian investasi itu merupakan pendirian baru, sedangkan sisanya perluasan atau ekspansi.
"Biasanya fifty-fifty antara investasi baru dengan ekspansi. Ini angka yang menggembirakan sekali, karena kita bisa menjadi production based," katanya di sela Indonesia Investor Forum 3 yang digelar Bisnis Indonesia bersama dengan beberapa media nasional, Selasa (21/1/2014).
Realisasi tahun lalu itu terdiri atas investasi di sektor energi dan pertambangan 21%, sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi dan sektor mesin dan elektronik masing-masing 13%, sektor kimia dan farmasi 11%, sektor makanan dan minuman 8% dan lainnya 34%.
Hatta tidak menampik investasi baru mengundang konsekuensi impor bahan baku dan barang modal yang melonjak tahun berikutnya. Pada gilirannya, impor itu akan membebani transaksi berjalan.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah sedang merampungkan revisi aturan tax holiday dan tax allowance untuk merangsang investasi industri bahan baku antara (intermediate goods) di dalam negeri.
Salah satu poin revisi aturan tax holiday adalah penurunan syarat nilai investasi dari semula mininal Rp1 triliun. Meskipun demikian, Hatta enggan menyebut berapa nilai investasi dalam revisi tersebut.
"Asal dia bisa menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya.