Bisnis.com, JAKARTA- Kenaikan harga baja hingga 20% memberikan sinyal buruk bagi industri hilir pengguna bahan baku baja.
Kenaikan harga baja diprediksi akan menaikkan ongkos produksi serta membuat produk menjadi tak kompetitif. Kini, industri pengguna baja mulai berhitung.
Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan industri alat berat menggunakan 30% baja dari dalam negeri. Bila ada kenaikan harga baja hingga 20% pada semester I/2014, dipastikan akan ada kenaikan biaya produksi lantaran baja merupakan bahan baku utama industri ini. Dengan demikian, persaingan dengan baja impor akan semakin berat.
“Masalahnya, konsumen akhir sanggup atau tidak dengan adanya kenaikan harga ini?” kata Pratjojo ketika dihubungi Bisnis, Minggu (26/1/2014).
Namun, kata Pratjojo, bila kenaikan harga baja tersebut akibat kenaikan harga baja global yang mulai merangkak naik, pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Sementara waktu, pihaknya akan menggunakan stok baja yang masih mencukupi hingga beberapa bulan mendatang.