Bisnis.com, JAKARTA — Kadin Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 5,2%-5,8% seiring dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi pada tahun ini.
Proyeksi tersebut jauh lebih pesimistis dibandingkan dengan proyeksi pemerintah di APBN 2014 sebesar 6% dan Bank Indonesia sebesar 5,8%-6,2%. Adapun, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 dari konsesus ekonom sekitar 5,5%.
Ketua Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan ekonomi dalam negeri akan didorong terus oleh sektor tersier yang pertumbuhannya cukup tinggi. Sektor tersier yang diproyeksi tumbuh cukup baik, antara lain adalah pengangkutan dan komunikasi.
“Sementara kalau sektor perdagangan tidak akan tumbuh tinggi, tetapi bertahan pada tingkat moderat. Kami lihat perdagangan internasional masih akan terhambat akibat pelemahan nilai tukar akhir-akhir ini,” ujarnya, Senin (27/1/2014).
Dia berpendapat kondisi makro bisa saja pulih apabila defisit neraca transaksi berjalan menurun, impor terkendali dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Alhasil, pertumbuhan ekonomi tidak akan turun secara drastis.
Kendati demikian, pertumbuhan impor yang direm oleh pemerintah diproyeksikan akan juga menurunkan nilai ekspor Indonesia. Dengan demikian, upaya pemerintah mengurangi defisit transaksi berjalan akan lamban.
“Apalagi sektor pertambangan tengah menghadapi masalah politik karena ketidaksiapan pengusaha dalam menghadapi keharusan hilirisasi yang diamanatkan oleh undang-undang minerba. Selain itu, sektor industri juga akan tertekan akibat fluktuasi nilai tukar rupiah,” tegasnya.