Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga sayap PBB yang membidangi makanan dan agrikultur mengawal program pemerintah di sektor perikanan dengan membuat kajian awal soal blue economy, atau industrialisasi perikanan nir-limbah.
Food and Agriculture Organization (FAO) secara taktis mengawali kajian itu di dua kabupaten, yaitu Lombok Tengah dan Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang sepakat untuk menadatangani Memorandum of Understanding dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai lokasi pilot project.
“April nanti, draf dokumen selesai, sudah bisa diimplementasikan. Akhir tahun ini sudah kelihatan hasilnya,” kata Direktur Sumberdaya Perikanan dan Akuakultur Food and Agriculture Organization (FAO) Indroyono Soesilo, Selasa (25/2/2014).
Indroyono menuturkan, dua daerah yang menandatangani MoU sudah bisa mengimplementasi hasil kajian dalam rentang waktu kesepakatan, atau tiga tahun ke depan dan jika hasilnya sesuai target, maka MoU bisa diperbarui.
FAO sendiri, tambahnya, telah mengesahkan blue economy sebagai salah satu sidang pada 2013 lalu, sementara negara-negara anggota yang lain menyoroti dan ingin mereplikasi ide ini jika proyek percontohan berjalan sesuai rencana.