Bisnis.com, JAKARTA – Melanjutkan tren perlambatan sejak paruh kedua 2013, pertumbuhan pasar properti masih melandai dalam triwulan pertama 2014.
Terutama di area Jabodetabek, Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle mengatakan berdasarkan hasil riset lembaga konsultan itu pasar properti masih dibayang-bayangi kondisi ekonomi dan bisnis yang melambat.
Dengan begitu, jelasnya, belum terlihat adanya pergerakan aktivitas yang signifikan di sektor properti pada Januari hingga Maret 2014 dibandingkan kuartal terakhir 2013.
“Kendati begitu permintaan di semua sektor masih berada pada kisaran positif,” ungkapnya di sela-sela quarterly media briefing, Rabu (23/2014).
Dia menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia yang tidak terlepas dari lambatnya perbaikan ekonomi di kawasan Asia Pasifik maupun ekonomi global turut memengaruhi dinamika pasar properti nasional, khususnya di Jakarta.
Selain itu, sambungnya, tingginya nilai tukar dollar Amerika dan suku bunga pinjaman bank menambah beban bagi konsumen dan investor.
“Itu akhirnya cenderung mendorong pengembang untuk menahan rencana ekspansi proyek mereka,” jelasnya.
Anton menambahkan melemahnya sentimen pasar secara umum sebagai antisipasi dampak penyelenggaran pemilihan umum juga telah menyebabkan volume permintaan pasar di hampir semua sektor menurun.