Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Furnitur RI Laris Manis di Vietnam

Indonesia menyabet kontak dagang senilai US$1,15 juta dengan Vietnam dalam sebuah pameran gaya hidup di Ho Chi Minh akhir bulan lalu. Angka tersebut meroket 69,4% dari capaian tahun lalu yang hanya menembus US$680.000.nn

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menyabet kontak dagang senilai US$1,15 juta dengan Vietnam dalam sebuah pameran gaya hidup di Ho Chi Minh akhir bulan lalu. Angka tersebut meroket 69,4% dari capaian tahun lalu yang hanya menembus US$680.000.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak mengatakan produk lampu untuk interior serta furnitur kayu Indonesia paling banyak dibidik selama acara Lifestyle Vietnam International Trade Fair 2014 tersebut.

“Sebanyak 18 perusahaan furniture lighting dan interior lifestyle Indonesia sukses meraup 397 permintaan dari buyers potensial selama pameran tersebut,” ujarnya.

Adapun, buyers yang paling banyak membeli produk interior RI a.l. dari Jepang, Hong Kong, Jerman, Belanda, Belgia, Inggris, Portugal, Australia, Israel, Kuwait, Amerika Serikat, dan tuan rumah Vietnam.

Sementara itu, produk Indonesia yang paling banyak terjual di Vietnam mencakup lampu yang terbuat dari kayu dengan paduan bahan gelas, perlengkapan rumah dari kayu, furnitur kayu, produk interior dari bahan kertas daur ulang, serta produk bambu.

Owner CV Shaniqua Marigold Bamboo Siti Sundari mengaku berhasil menggaet pesanan bambu batangan berdiameter 2 cm dan tinggi 180 cm dari buyers asal Belanda dan Portugal. “Kami harap permintaan produk sebanyak 30 kontainer/tahun itu dapat terealisasi.”

Sementara itu, pemilik CV Torang Raja Budiman menambahkan pameran di Vietnam tersebut dapat mendorong upaya penguatan branding produk-produk nasional bagi produsen kerajinan dalam negeri.

“Partisipasi di Vietnam sangat baik bagi perusahaan kami. Ini menjadi pemicu semangat kami untuk lebih memperkuat branding kami ke depannya,” tuturnya.

Tahun ini otoritas perdagangan telah menargetkan ekspor nonmigas senilai US$190 miliar, naik 4,1% dari tahun lalu. Sementara itu, ekspor produk kayu, pulp, dan furnitur dipatok tumbuh 5,5%-6,5% atau setara US$9,4 miliar-US$9,5 miliar. Adapun, ekspor produk kerajinan ditarget tumbuh 7%-8% atau sekitar US$721 juta-US$728 juta.

Sebagai salah satu upaya mengejar target ekspor tersebut, Kemendag telah menggandeng Centre for Promotion of Imports for Developing Countries (CBI) dan Bali Export Development Organization (BEDO).

Ketua BEDO Eko Prabowo mengatakan keberhasilan Indonesia dalam misi dagang di Negeri Paman Ho merupakan bentuk keseriusan dukungan pemerintah atas upaya pengembangan ekspor produk nasional.

“Semoga dukungan serupa dapat dilakukan dalam kegiatan lainnya sebagai upaya mempromosikan produk Indonesia ke mancanegara,” katanya.

Tahun ini, Kemendag telah menyiapkan 179 kegiatan promosi intensif dan terkoordinasi, baik di dalam maupun di luar negeri. Promosi yang akan dilakukan dapat berupa partisipasi pada pameran internasional, pelaksanaan misi dagang, dan in-store promotion.

Di samping itu, menurut Nus, Kemendag melalui Ditjen PEN akan kembali menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-29 pada 8-12 Oktober mendatang, serta mendukung kegiatan promosi di dalam negeri. Ditjen PEN masih akan fokus pada 10 produk unggulan ekspor, yang memberi sumbangsih sebesar 47% terhadap total ekspor nonmigas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper