Bisnis.com, JAKARTA--Bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day, 144 Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Terminal Peti Kemas Koja-Pelabuhan Tanjung Priok membentuk wadah baru sebagai naungan buruh pelabuhan.
Wadah TKBM TPK Koja itu diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan buruh pelabuhan dan bisa lebih mandiri dalam memperjuangkan aspirasi.
Selama ini, buruh pelabuhan Tanjung Priok bernaung pada Koperasi TKBM Karya Sejahtera sebagai koperasi tunggal buruh di Pelabuhan Priok yang membawahi ribuan anggota.
Ketua Serikat Pekerja TPK Koja, Prakoso mengatakan merasa kurang maksimal dengan kinerja manajemen Koperasi. Sejahtera TKBM Pelabuhan Priok , sejumlah pihak menggagas dibentuknya koperasi TKBM di TPK Koja dan akan menjadi koperasi buruh di terminal peti kemas itu.
"Selanjutnya, TKBM di TPK Koja itu akan beralih menjadi anggota koperasi itu dan keluar dari keanggotaan di Koperasi TKBM Karya Sejahtera yang telah ada selama ini," ujarnya saat peringatan May Day di TPK Koja, hari ini, Jumat (2/5/2014).
Dia menyebutkan, gagasan itu muncul dari hasil “rembugan” antara sejumlah TKBM di TPK Koja dengan Pengurus SP TPK Koja.
Dia mengungkapkan bahwa rata-rata perbulan uang permintaan menyediakan buruh pelabuhan (amprah) TPK Koja ke Koperasi TKBM Karya Sejahtera mencapai Rp127 juta perbulan.
“Kami optimis, itu dana yang sangat potensial untuk bisa dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan TKBM di TPK Koja kalau kita kelola secara mandiri khusus koperasi di terminal ini,” tutur Prakoso.
Untuk itu kata Prakoso, pihaknya sangat mensupport jika TKBM di TPK Koja ingin membentuk koperasi tersendiri. “Gagasan itu sebetulnya sudah lama kita konsep dan tinggal menunggu maunya TKBM saja,” ujarnya.
Prakoso mengatakan pihaknya sudah mempelajari sejumlah ketentuan baik dari Kementerian Perhubungan maupun instansi lain.
“Tidak ada aturan yang akan dilanggar jika kita membuat koperasi TKBM selain koperasi TKBM yang telah ada. Malah ini bagus , karena semangatnya adalah kompetisi dan tidak monopoli,” paparnya.