Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBSIDI BBM: Alihkan Untuk Petani, NTP Terus Melorot

Pemerintah harus segera mengalihkan subsidi BBM ke subsidi pertanian guna mendongkrak nilai tukar petani yang menurun sejak awal tahun ini, sekaligus mencegah angka kemiskinan melonjak.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren nilai tukar petani  menurun dalam 4 bulan terakhir ini/JIBI
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren nilai tukar petani menurun dalam 4 bulan terakhir ini/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA  - Pemerintah harus segera mengalihkan subsidi BBM ke subsidi pertanian guna mendongkrak nilai tukar petani yang menurun sejak awal tahun ini, sekaligus mencegah angka kemiskinan melonjak.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai tukar petani (NTP) mengalami tren menurun dalam 4 bulan terakhir ini. Pada April 2014, nilai tukar petani tercatat 101,80 atau turun 0,16% dari nilai tukar petani Desember 21013 sebesar 101,96.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan petani membutuhkan subsidi yang lebih besar dari alokasi yang diberikan pemerintah saat ini. Namun, kenaikan tersebut terhalang dari besarnya subsidi BBM.

“Subsidi BBM saat ini terlalu besar, sementara untuk membangun infrastruktur di industri pertanian sangat rendah. Bahkan, subsidi pupuk yang dibutuhkan petani untuk meningkatkan produktivitas justru diturunkan,” katanya kepada Bisnis, Minggu (4/5/2014).

Untuk meningkatkan NTP, Adi berpendapat peningkatan produktivitas menjadi kunci dalam meningkatkan NTP. Namun, hal itu bisa tercapai apabila kebijakan pemerintah mampu menunjukkan keberpihakan terhadap petani.

Menurutnya, peningkatan produktivitas petani lebih realistis mengingat pemerintah juga menjaga harga pangan dan inflasi tetap terkendali. Oleh karena itu, mau tidak mau subsidi di sektor pertanian harus ditambah apabila ingin meningkatkan kesejahteraan petani.

Penurunan NTP April 2014 disebabkan oleh penurunan NTP subsektor tanaman pangan yang cukup signifikan, yakni sebesar 1,14%. Berbeda dengan NTP tanaman pangan, empat subsektor lainnya justru mengalami kenaikan NTP.

Subsektor yang mengalami kenaikan NTP antara lain NTP subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,39%, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,74%, subsektor peternakan 0,19% dan subsektor perikanan 0,21%.

BPS menyebutkan anjloknya NTP subsektor tanaman pangan diakibatkan merosotnya indeks harga yang diterima petani, terutama pada kelompok padi sebesar 1,85%. Sementara, kelompok palawija justru naik sebesar 0,74%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper