Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah perusahaan perikanan asal Malaysia berencana melakukan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) terkait revitalisasi tambak udang untuk memenuhi permintaan di Negeri Jiran tersebut.
Ketua AP5I Thomas Darmawan mengatakan pihaknya saat ini masih dalam tahap penjajakan untuk kerja sama tersebut.
Dia mengungkapkan, nilai investasi perusahaan tersebut ditaksir sangat besar, karena kerja sama bakal dilangsungkan dalam jangka waktu yang panjang.
“Saya belum bisa ngomong nama perusahaan dan berapa jumlah pasti investasinya. Yang jelas, bisa mencapai triliunan rupiah jika ditaksir,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (22/5/2014).
Dia menjelaskan, perusahaan tersebut berencana melakukan pengembangan serta revitalisasi beberapa tambak udang perseroan yang mangkrak. Perusahaan tersebut, lanjut Thomas, juga ingin belajar mengelola tambak serta mengolah produk udang secara lebih baik dan efisien.
“Untuk daerah tambak perusahaan tersebut, kebanyakan di Langkawi. Namun bisa berkembang juga di Sabah dan Trenggano untuk pembibitan,” beber Thomas.
Menurutnya, alasan kerja sama demi memenuhi permintaan dan konsumsi udang masyarakat Malaysia yang besar, memang benar. Thomas mengatakan, jumlah konsumsinya bahkan lebih besar dari Indonesia.
“Konsumsi ikan di Malaysia tercatat 56 kilogram per kapita per tahun lalu. Tahun ini diperkirakan mencapai 60 kilogram per kapita per tahun. Sementara konsumsi di Indonesia masih 35 kilogram per kapita per tahun,” ucapnya.
Perusahaan Malaysia Bakal Investasi Budidaya Udang Hingga Triliunan Rupiah
Sebuah perusahaan perikanan asal Malaysia berencana melakukan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) terkait revitalisasi tambak udang untuk memenuhi permintaan di Negeri Jiran tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sepudin Zuhri
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
28 menit yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
1 jam yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
29 menit yang lalu
Rupiah Ambruk, Bahlil Wanti-wanti Dampak ke Impor BBM & LPG
1 jam yang lalu