Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyadapan Tak Ganggu Hubungan Ekonomi Indonesia-Australia

Skandal penyadapan Australia terhadap sejumlah penjabat tinggi negara Indonesia dinilai tidak mengganggu hubungan ekonomi antara kedua negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima PM Australia Tony Abbott/Setneg
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima PM Australia Tony Abbott/Setneg
Bisnis.com, CANBERRA — Skandal penyadapan Australia terhadap sejumlah penjabat tinggi negara Indonesia dinilai tidak mengganggu hubungan ekonomi antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop tidak ada hubungan sama sekali antara masalah tersebut dengan kegiatan ekonomi kedua negara.“Bisnis orang Indonesia di Australia tetap berjalan normal, demikian juga sebaliknya,” ujarnya saat diwawancara oleh sejumlah perwakilan media dari Indonesia di kantornya di Canberra pada Rabu (4/6/2014).
 
Dia juga menyebutkan ada sangat banyak kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia-Australia di berbagai bidang dan tidak terganggu oleh isu tersebut.Dalam kesempatan tersebut, Bishop juga berkali-kali menegaskan bahwa skandal penyadapan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibu negara Ani Yudhoyono, serta sejumlah pejabat Indonesia yang muncul ke publik sekitar November tahun lalu merupakan tuduhan tanpa bukti (allegation).
 
Dia juga menyebutkan masalah yang bersumber dari dokumen inteligen yang dibeberkan oleh mantan inteligen Amerika Serikat Edward Snowden tersebut tidak akan mengganggu hubungan Australia dan Indonesia.Namun, seperti diketahui, masalah ini sempat membuat panas hubungan Indonesia dan Australia. Duta Besar Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema sempat dipanggil pulang ke Jakarta dan baru kembali ke Canberra pada bulan lalu.
 
“Kita bertetangga dan berteman baik. Kita akan selalalu bertetangga selama kita di planet ini. Tentu akan ada ketegangan [di antara kita], tetapi kita akan menyelesaikannya dengan sangat baik,” ujar Bishop.
 
Adapun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Indonesia ke Australia pada Januari-Maret 2014 mencapai US$1,02 miliar, melonjak 53,69% dibandingkan dengan US$664,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total impor Indonesia dari Australia pada Januari-Maret 2014 mencapai US$1,22 miliar, atau berada di urutan kesembilan setelah China, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.
 
Hari ini, rencananya Perdana Menteri Australia Tony Abbott akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Batam (Kepulauan Riau).Seperti diketahui, itu akan menjadi pertemuan pertama antara SBY dan Abbott setelah isu skandal penyadapan itu muncul ke permukaan publik pada November tahun lalu. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper